Sehubungan curah hujan yang mulai tinggi, camat dan lurah di Jakarta Barat diminta memantau kesiapan posko-posko banjir dan titik rawan banjir di wilayahnya masing-masing.
“Kita tidak bisa main-main, harus benar-benar konsen menghadapi kemungkinan banjir, meskipun kita berharap banjir tidak terjadi,” imbuh Sekretaris Kotamadya (Sekkodya) Jakarta Barat H Chaerudin, ketika meninjau kesiapan posko banjir di kantor Kecamatan Palmerah, Rabu (2/1).
Menurutnya, posko banjir di seluruh wilayah harus disiapkan sejak dini seperti kesiapan logistik, dapur umum, sarana prasarana pendukung seperti tempat penampungan, tenda perahu karet, rakit dan ban dalam harus sudah terpompa sehingga jika dibutuhkan bisa langsung digunakan. “Tempat evakuasi/penampungan bisa menggunakan tempat yang digunakan pada saat banjir Februari 2007 lalu,” ujarnya.
Sedang untuk logistik, kata H Chaerudin, saat ini jajarannya sudah menyiapkan namun di simpan di toko/agen. Alasannya, jika disimpan di posko banjir kantor kelurahan dan kecamatan khawatir rusak atau busuk. “Agar tidak terjadi pembusukan/rusak, bahan-bahan logistik banyak disimpan di toko/agen,” jelasnya.
Selain kesiapan posko banjir, tambahnya, petugas piket juga harus ada yang permanen dan terus memantau ketinggian air seperti di tanggul kali banjir kanal barat. Lurah maupun camat diminta menunjuk minimal dua orang staf maupun kasie yang bisa menggunakan alat komunikasi seperti telpon, mesin fax dan membuat laporan agar informasinya jelas, akurat dan segera disampaikan ke Satlak PBP di kantor Walikotamadya Jakarta Barat. “Ini penting agar di lokasi rawan banjir cepat dilakukan antisipasinya.”
Untuk tanggul kali banjir kanal barat di RW 04 Kelurahan Jati Pulo sepanjang 400 meter yang kerap limpas, saat ini aparat wilayah bersama warga telah menguruk dengan karung semen. Aparat wilayah Kelurahan Tomang dan warga juga diminta lakukan hal sama di tanggul yang permukaannya masih rendah. Namun menurut Sekko, akan lebih kuat jika menggunakan jaring kawat dan batu kali (bronjong) karena tidak mudah terseret arus.
Dalam kesempatan itu Sekko juga mengimbau camat dan lurah melakukan upaya maksimal antisipasi banjir di wilayah berdasarkan pengalaman Februari lalu. “Jangan lalai, HP hidupkan terus, karena kita tidak tahu kapan air akan datang,” imbuhnya. “Laksanakan tugas ini dengan serius dan tidak main-main, jangan sampai ada satu wilayah kebanjiran tapi lurah dan camat tidak mengetahuainya.”
Usai meninjau kesiapan posko banjir Kecamatan Palmerah, Sekko didamiping Asisten Tata Praja H Sukarno, Kasudin Tramtib dan Linmas Abidin Mustopa, Kabag Humas dan Protokol Syarif Hidayat serta pejabat lainnya meneruskan kunjungannya ke posko banjir kantor, Kelurahan Jatipulo, tanggul kali banjir kanal barat, kantor Kelurahan Tomang, Grogol, Semanan dan Kecamatan Tambora.
Di posko banjir kantor Kecamatan Palmerah petugas piket terdiri dari 8 regu, masing-masing regu terdiri dari 5 – 6 orang. Mereka bertugas 24 jam dengan waktu pergantian pukul 08.00. Menurut Camat Palmerah, Hatoya, dari 6 kelurahan di wilayahnya, tiga di antaranya termasuk rawan banjir yakni Kelurahan Jati Pulo, Kota Bambu Utara dan Selatan.
Saat ini persiapan sarana prasarana yang dimiliki antara lain, 2 unit perahu karet ukuran besar, 20 ban dalam , 2 rakit/getek dan minimal 10 ban dalam di masing-masing kelurahan, lampu patromak, 10 senter, tenda dapur umum dan lainnya.
Untuk logistik, 18 karung beras ukuran 25 Kg, 40 dus mie instans dan lainnya saat ini disimpan di agen dan siap didistribusikan. “Posko banjir sudah siap termasuk petugas dan sarana prasarannya,” ujar Hatoya. Warga Palmerah yang ingin mengetahuai informasi banjir dapat menghubungi nomor (HP) 089-99392953 dan 021-53674298.
Senin
Camat Lurah Diminta Pantau Posko Banjir
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Comment Form under post in blogger/blogspot