Jumat

Blog Bukan Awan yang Menggantung

Mulai Berebut Kue Iklan

“Blogger jangan hanya seperti awan yang menggantung di atas sana. Mereka harus bisa memberi kontribusi positif buat masyarakat,” kata Mentri Riset dan Teknologi, Kusmayanto Kadiman saat sesi diskusi bertema Blogging for Society di ajang Pesta Blogger 2008 lalu.

Bila sekitar 5 tahun lalu masyarakat hanya dapat menerima informasi dari media-media main stream seperti koran, majalah, tabloid dan semacamnya, tapi dengan adanya internet, kini masyarakat bertindak bukan hanya sebagai penerima berita atau informasi. Dengan blog, mereka bisa menjalin komunikasi dua arah yang membuat informasi menjadi lebih terpercaya, jujur, dan aktual.

Kontribusi positif buat masyarakat seperti dicontohkan Kusmayanto adalah ketika blogger dirangkul menjadi mitra pemerintah. Dalam bidang pendidikan, blogger pernah diajak dalam membuat buku tentang operating system di open source. “Dari blog bisa dibuat 6 buah buku untuk anak-anak SMP,” ucap Kusmayanto.

Di sinilah, lanjutnya, blogger mampu memberi kontribusi positif dalam dunia pendidikan. Bukan hanya seperti awan yang menggantung di atas sana.

Namun, masalah infrastruktur internet di Indonesia masih menjadi isu besar buat para blogger di Indonesia. Sekarang ini, tarif internet di Indonesia masih terbilang mahal, belum lagi masalah koneksinya yang tidak bisa dibilang cepat.

Meski begitu, masyarakat Indonesia diharapkan jangan putus asa. Tetaplah berusaha mendapatkan informasi dari internet dengan kreatif. Misalnya, seperti yang dilakukan Sekolah Labs School Rawamangun.

Di sana, pengurus sekolah rela men-download berbagai informasi dari internet saat murid-murid tidak di sekolah. Mereka mengunggah informasi apa saja yang kira-kira digemari anak-anak sekolah ke local server. Sehingga murid-murid bisa mengakses internet ketika masuk sekolah. “Dengan begitu, koneksinya akan lebih baik dibanding langsung ke jaringan internet,” ungkap Kusmayanto.

Tapi, Blog bisa pula menjadi pisau bermata dua. Jika tidak dibarengi rasa tanggung jawab dan itikad untuk tidak memuat isi yang tidak melanggar undang-undang dan aturan yang berlaku, maka blog bisa menjadi bumerang buat pemiliknya. Lihat saja kasus pembuatan kartun Nabi Muhammad SAW yang melanggar UU Keterbukaan Informasi Publik (KIP), atau UU Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) atau KUHP.

Di situlah, keterbukaan dan teknologi informasi disalahgunakan dengan memuat isi yang mengandung SARA. Alih-alih mendapat popularitas di dunia maya, dengan begitu, blogger malah bisa masuk bui.

Kuantitas Blog
Jumlah blog yang terdapat di dunia internet pada Oktober 2006 lalu saja sekitar 27 juta. Kenyataan tersebut seperti dikutip dari scriptintermedia.com, bisa terus bertambah. Menurut laporan Technorati.com, masih dalam tahun yang sama, sekitar 75.000 blog baru muncul setiap hari, dan sebuah blog baru tercipta setiap detik. Setiap jam para blogger memasukkan 50.000 entri baru dari seluruhnya 1,2 juta entri baru per hari.

Namun, dari begitu banyak blog, hanya sekitar 60 – 80% yang hidup selama 1 bulan. Blog mudah memulainya, tapi susah mengurusnya. “Meski punya komitmen yang kuat, tapi ngeblog butuh ekstra waktu dan energi,” ucap CEO Virtual Consulting, Nukman Luthfie.
Makanya, ketika memiliki blog ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Pertama, ambil topik yang unik dan menarik, tapi jangan membuat postingan yang kental nuansa pornografi. Pun jangan menulis tema tulisan yang bukan bidangnya.

Kedua, karena tidak mudah untuk mengurus blog, blogger harus benar-benar menyediakan waktu dan energi. Terkadang, meski punya komitmen kuat, kita sering terhalang oleh pekerjaan kita sendiri, keluarga, dan kepentingan dalam bermasyarakat.

Ketiga, dengan alasan internet yang akan menggeser media mainstream, maka blog pun harus bisa menyuguhkan informasi yang aktual dan berhubungan dengan waktu, signifikan (tulisan yang memiliki dampak buat pembacanya), disukai banyak orang, tentang hal dan orang-orang yang populer, serta informasi yang bersifat human interest.

Setidaknya, seorang blogger harus pula menggunakan pendekatan newsworthy dalam menulis posting buat blog-nya.

Di luar hal tersebut, blogger juga harus be awesome dan friendly. Mereka harus bisa menghargai pembacanya. Misalnya, dengan tidak asal dalam menjawab komentar, tapi berusahalah mengajak berdiskusi.

Buatlah semacam stop list yang kira-kira akan menghalangi kita beraktifitas di blog. Terakhir, bangunlah hubungan dengan orang lain, kalau bisa secara off line. “Dengan begitu, biasanya akan ada saja ide-ide tertentu, bahkan ide bisnis yang menguntungkan,” kata Nukman.

Blog Pencari Uang
Saat ini, blog bukan hanya sebagai media penuang ekspresi pemiliknya. Tidak sedikit orang yang memanfaatkan blog sebagai ajang pencari uang. Sebut saja seperti program pencari uang di Internet seperti Google Adsense dengan Pay Per Click (PPC) atau program affiliate lainnya.

Dengan program tersebut, pemilik blog bisa mendapat uang dengan hanya memasangkan iklan pada blognya sendiri. Bila ada yang meng-klik iklan tersebut, pemilik blog otomatis akan langsung mendapat uang dengan hitungan tertentu.

Tapi, menurut Nukman, program pencari uang tersebut dikatakan kuno karena target iklannya yang sedikit. Belum lagi lamanya waktu yang dibutuhkan dalam mencari uang dengan cara ini.

Nukman malah menganjurkan para blogger yang menghadiri diskusinya di Pesta Blogger 2008 untuk lebih memilih membangun branding blog sendiri ketimbang ikut program pencari uang di atas. Dengan begitu, blogger bisa membuat pondasi untuk bisnis atau meraih iklan yang kini wara-wiri di media main stream.

Nukman memberi contoh beberapa blogger yang membangun blog sendiri dan sekarang telah menjadi pengusaha beromzet milyaran rupiah. Sebut saja seperti Roni Yuzirwan, dia memulai aktifitas blog ketika usahanya di Tanah Abang hancur. Setelah beberapa lama, kini blognya paling banyak dikunjungi orang dan bisa menjadi tempat usaha dengan penghasilan tidak sedikit.

Atau blog yang dibangun seorang ibu rumah tangga yang isinya hanya bercerita tentang pengalaman sehari-hari dalam mengurus anak dan keluarganya. Karena banyak orang yang memiliki cerita dan pengalaman yang sama berkunjung ke blognya, dia akhirnya membuat blog www.saqina.com yang menjual pakaian muslim. Sekarang, omzetnya sudah sekitar Rp 4juta/hari.

Masih banyak cerita lain yang dilemparkan Nukman, dan yang sangat inspiratif adalah ketika dirinya sendiri menulis tentang lokasi diving di Lembeh Resort serta Boutique Villa di Seminyak, Bali.

Setelah menulisnya, secara tidak disangka, dia malah mendapatkan tempat peristirahatan tersebut dengan gratis plus akomodasinya. Itulah salah satu kekuatan dan peruntungan yang bisa didapat ketika memiliki blog.

Bloging = OKB
Dalam memulai blogging, ada beberapa syarat yang dianjurkan oleh Nukman. Pertama, seorang blogger harus merasa senang dengan aktivitas ngeblog. Kedua, blognya harus bisa memberi manfaat buat orang lain (knowledge sharing). Jangan isinya cuma ditanggapi sama teman-temannya sendiri, apalagi kalau komentarnya bersifat chit-chat. “Kalau blog yang begitu, berarti dia sudah gagal dalam membangun brand-nya,” kata Nukman.

Ketiga, kalau memang dia bisa membuat blog sendiri dengan baik, maka dia juga bisa mengembangkan atau mengektensinya ke blog bisnis. Misalnya, seperti menjual berbagai produk via internet.

Lalu bagaimana kalau pemilik blog, bukan seorang pebisnis? Dewasa ini, blog sudah mulai dilirik beberapa perusahaan besar sebagai media alternatif dalam beriklan. Sekarang ini saja, menurut Nukman, Toyota Astra Motor, Xl, HP Indonesia, dan Ponds sudah melirik blog sebagai media iklannya.

Dengan begitu, kesempatan untuk mendapat perolehan iklan dari perusahaan-perusahaan tersebut semakin terbuka lebar buat blogger. Tapi, Nukman menambahkan, tidak sembarang blog bisa mendapat iklan karena pemasang iklan akan melihat dulu popularitas dan konten dari blog yang akan mereka pasangi iklan. “Minimal traffic-nya sekitar 1000 pengunjung per hari,” ujarnya.

Terlebih lagi, blog sekarang sudah dapat memengaruhi konsumen dalam membeli barang. Menurut penelitian yang dilakukan Forrester Research seperti dituturkan Nukman, blog menempati urutan kedua setelah pengaruh dari teman dan keluarga dalam pembelian produk masyarakat. Mengalahkan iklan di media cetak dan televisi. “Blog tidak bisa dianggap remeh lagi, blog adalah bintang masa depan,” katanya.

Blogger Asing
Blogger asing diundang untuk menghadiri Pesta Blogger 2008. Mark Tafoya (Amerika Serikat), Anthony Bianco (Australia), Jeff Ooi (Malaysia), Mike Aquino (Filipina), dan Mr Brown (Singapura), diajak mengunjungi Jakarta, Bali, dan Yogyakarta dari 17 – 21 November 2008.

Dalam blogging trip tersebut, kelimanya ditunjukkan obyek-obyek wisata Indonesia. Dengan begitu, melalui blog yang mereka miliki, blogger-blogger asing tersebut dapat lebih mempopulerkan Indonesia di mata dunia. Makanya, tidak heran bila Departemen Kebudayaan dan Pariwisata mau membiayai perjalanan mereka.

Selain cerita-cerita perjalanan dan pengalaman wisata, mereka juga berinteraksi langsung dengan blogger Indonesia. Salah satu hal yang dibicarakan adalah mengenai jaringan dan koneksi (Jarkon) internet di Indonesia.
“Masyarakat Indonesia sudah punya spirit, tapi tools-nya (jaringan dan koneksi) yang masih belum bagus,” kata Mr Brown yang gemar bersepeda ini.

Dari 3 kota yang dikunjunginya, meski menginap di hotel berbintang lima, Mr Brown selalu memiliki masalah dengan koneksi dan jaringan internet. Tapi, meski begitu, dia masih terkesan dengan fasilitas hotspot yang sudah tersedia di kawasan Kota Tua.

Lain halnya dengan Jeff Ooi yang berkomentar tentang blogger Indonesia. Salah satu anggota parlemen di Malaysia ini mengatakan bahwa blogger Indonesia masih muda-muda dan dinamis. Dia juga terkesan dengan Pesta Blogger 2008 yang didukung oleh 3 mentri (Departemen Komunikasi dan Informatika, Kementrian Negara Riset dan Teknologi, Departemen Kebudayaan dan Pariwisata), berbeda dengan Malaysia.

Blogger-blogger asing tersebut datang dari berbagai profesi. Seperti Mark Tafoya yang lebih banyak berkecimpung sebagai juru masak, Jeff Ooi yang bekerja sebagai anggota parlemen Malaysia, Mr Brown yang aktif sebagai penulis, Antony Bianco yang sering menjadi traveller, dan Mike Aquino yang berprofesi sebagai copywritter.

Mereka dan juga blogger di Indonesia, disatukan dalam sebuah teknologi penyebaran informasi yang sepertinya sudah menjadi gaya hidup. Life style yang lahir dari tuntutan kebutuhan manusia dalam bersosialisasi dengan manusia lainnya. Namun bukan dalam dunia nyata, tapi sosialisasi maya dalam dunia internet.

Pesta Blogger 2008
Dibanding tahun lalu, Pesta Blogger 2008 lebih banyak jumlah pesertanya. Bukan hanya dari Jakarta, tapi beberapa blogger dari luar daerah pun banyak hadir. Dengan begitu, kehadiran blog memang telah diterima sebagai media alternatif penyebaran informasi.

“Tahun lalu, kami menggelar Pesta Blogger pertama di Indonesia dan berhasil menghadirkan sekitar 500 peserta. Tahun ini, jumlahnya hingga dua kali lipatnya,” kata Chairman Pesta Blogger 2008, Wicaksono atau dikenal dengan Ndoro Kakung.
Pesta Blogger 2008 juga memberikan penghargaan “Blogging For Society Award 2008” buat komunitas blogger yang dinilai telah menggunakan kekuatan blog secara maksimal, menunjukkan konsistensinya di ranah blog, dan memiliki serangkaian aktivitas sosial di sepanjang 2008.

Selain itu, diberikan juga penghargaan “The Most Promising Blogger Community In 2008” pada komunitas blogger yang dinilai memiliki perkembangan pesat dalam pemanfaatan blog, dan memiliki rangkaian aktivitas sosial yang menjanjikan.

Penghargaan khusus juga diberikan pada pemenang “Photo Contest Pesta Blogger 2008”. Melalui kompetisi ini, peminat fotografi diajak untuk memotret tema “Blogging For Society” dari balik lensa kamera.

Kesuksesan Pesta Blogger 2008 juga terkait dengan dukungan dari para menteri dan organisasi pemerintahan yang berpikiran terbuka dan progresif, serta institusi dan perusahaan yang mengerti pentingnya media baru seperti blog.

“Depkominfo, Kementrian Negara Ristek, dan Depbudpar juga patut dipuji atas dukungannya. Juga sponsor utama kami, U.S Embassy, yang memiliki keberanian untuk mencoba aktivitas diplomasi cara baru dengan mendukung Pesta Blogger 2008,” kata Wicaksono.

Terkait program Visit Indonesia Year 2008, acara ini juga mendatangkan 5 orang blogger asing untuk mengikuti serangkaian blogging trip sejak 17 – 21 November 2008. Mereka mengunjungi Bali, Yogyakarta, dan Jakarta.

Usaha in kemudian membantu juga menciptakan imej barumengenai Indonesia pada dunia luar. Sebagaimana dicantumkan dalam Twitter-nya Shel Israel (co-author dari buku yang cukup berpengaruh, Naked Conversations). Ia mengatakan bahwa dengan Pesta Blogger, kita kini memiliki Indonesia 2.0.