Rabu

Djaja Djauhari

Tokoh di Balik Sekolah Berprestasi Global

Sekitar 20 tahun lalu, Jl. Macan atau yang lebih dikenal dengan Gang Macan, merupakan daerah persawahan dan semak belukar. Berada di pinggir Kali Cisadane, membuat daerah ini terkesan kumuh, tidak terawat, dan jauh dari sanitasi yang baik.

Kini, siapa sangka setelah dua dasawarsa berlalu semenjak Yayasan Pendidikan Pelita atau yang lebih dikenal dengan Sekolah PELITA dibangun, prestasi internasional justru banyak datang dari daerah ini.

Bercerita tentang sejarah cikal bakal yayasan dan sekolah yang dibangunnya, Djaja Djauhari, laki-laki yang sudah 30 tahun malang melintang di dunia pendidikan ini, masih terlihat bugar dan dan antusias dalam menjelaskan tahap demi tahap yayasan dan sekolah yang dibangunnya.

Menurutnya, sekarang Sekolah Pelita menjadi salah satu sekolah unggulan dan diperhitungkan, bukan saja di Jakarta Baraat, tetapi juga di DKI Jakarta. Sekolah ini menjadi salah satu tempat favorit dan menjadi tujuan orang tua untuk menyekolahkan anaknya.

Di balik suksesnya sekolah ini, peran dari pendiri Yayasan Pendidikan Pelita memang tidak bisa dianggap kecil. Segudang prestasi anak didiknya, baik tingkat nasional maupun internasional, seringkali menghiasi majalah-majalah dan menjadi bahan pembicaraan sekolah lain.

Pendidikan memang dunia yang tidak bisa dipisahkan dari sosok yang satu ini, berbekal cinta kasih, beliau mendirikan Yayasan Pendidikan PELITA. Ketika disinggung mengenai motivasinya mendirikan yayasan pendidikan, bukan bidang lain, Djaja menuturkan, motivasinya karena beliau menyayangi sesama ciptaan Allah. Pendidikan merupakan kepanjangan tangan Tuhan dan ini salah satu kontribusi saya untuk masyarakat.

Bertepatan dengan digelarnya PELITA II Cup pada 6 November lalu, suami dari Ervin Aivina ini menuturkan, kurangnya fasilitas pada sebagian besar sekolah swasta karena sifatnya yang mandiri, merupakan hambatan yang tidak bisa dikatakan sepele dalam proses belajar mengajar. Karena itu, sekolah PELITA menyediakan sarana dan prasarana yang memadai seperti, lapangan bola, futsal, kolam renang, dan berbagai sarana penunjang lain dalam satu atap. Maksudnya adalah agar proses belajar mengajar bisa berjalan dengan baik sehingga bisa menghasilkan anak didik yang unggul dan berprestasi.

Guru menjadi contoh teladan bagi anak, peran guru kata Djaja, adalah instrumen penting dari sebuah proses pembelajaran. Seorang guru tidak hanya dilihat dari latar belakang pendidikannya saja, tetapi juga harus punya kemampuan mengasihi dan mengasuh anak didik.

“Itulah yang saya tekankan pada guru-guru yang mengajar di sekolah ini. Mereka tidak saja harus pintar, tapi juga harus bisa menjadi suri tauladan. Karena itu, selain kualifikasi khusus pendidikan seperti berpendidikan minimal sarjana, guru-guru di sekolah kami juga harus memiliki kualifikasi seperti yang saya sebutkan tadi,” jelasnya.

Ketika ditanya mengenai pendidikan yang ideal, menurut Djaja, baca, tulis, dan berhitung merupakan acuan dasar dalam pendidikan. Artinya, bila tiga faktor ini terpenuhi oleh anak didik, maka secara teori anak tersebut sudah siap menerima ilmu pengetahuan lain yang akan diberikan. “Indikasi atau parameter pendidikan dikatakan sudah berhasil atau belum adalah bila sudah tidak ada ketimpangan penyediaan fasilitas pendidikan antara kota dan desa, karena saat ini sekolah yang baik dan bermutu hanya terkonsentrasi di kota-kota besar saja,” ungkap Djaja.

Ayah dari tiga orang anak ini pun mengatakan bahwa kualitas pendidikan bukan dilihat dari gelar yang didapatkan, tetapi sejauh mana gelar yang didapatkan diaplikasikan untuk masyarakat. "Menurut saya, orang yang baik akan bisa menerapkan ilmu pengetahuannya di masyarakat. Dengan begitu, ia akan berguna untuk orang lain. dan inilah yang saya harapkan bagi setiap murid yang belajar di Sekolah Pelita ini," kata Djaja.

Dominasi Pengembangan Pendidikan
Kepedulian Djaja akan dunia pendidikan memang sangat besar. Dikatakannya, saat ini ia melihat pengembangan pendidikan di tanah air belum merata. Dominasi pengembangan pendidikan lebih banyak dilakukan di kota-kota besar. "Setiap anak di negeri ini berhak mendapat pendidikan yang terbaik. Karenanya menjadi tugas kita bersama, baik pemerintah, swasta, maupun masyarakat, untuk memeratakan pendidikan yang baik hingga ke daerah," imbuhnya menambahkan.

Saat ini, dalam kesehariannya, Djaja praktis berkonsentrasi penuh untuk lebih memajukan sekolah PELITA yang didirikannya. Sekarang, lebih dari 3500 siswa tengah mengenyam pendidikan di Sekolah PELITA. Dari tingkat TK sampai SMA.

Sekitar 200 guru yang mengabdi di sekolah PELITA diharapkan bisa bahu membahu bekerja sama mencetak anak didik yang unggul. Sesuai dengan visi dan misinya yaitu, “belajar dengan penanaman cinta kasih berdasarkan nilai nilai agama dan cinta kasih untuk sesama agar pendidikan di indonesia bisa berbicara lebih banyak di kancah internasional.”

Ke depannya Djaja berharap, tidak ada lagi ketimpangan penyediaan pendidikan yang layak di Indonesia, baik sekolah negeri maupun swasta seharusnya bisa bersinergi demi kepentingan anak bangsa yang sejatinya merupakan generasi penerus.