Jumat

Kiat Agen Properti di Tengah Kurang Bergairahnya Pasar

1. Pengetahuan kita tentang lokasi, jenis properti, dan pasar
Pada saat penjual kesulitan menjual di pasar sekunder, dia mulai mempertimbangkan berhubungan dengan agen properti. Penjual akan menemui banyak agen untuk mendapat masukan tentang nilai pasar propertinya, dan servis dari agen.

Agen dibayar sesuai pengetahuannya tentang lokasi, keadaan pasar dan pengalaman. Tanpa itu agen tidak akan mendapatkan hak pemasaran dan harga listing yang wajar. Bagaimana penjual bisa tahu tentang keadaan pasar, bila agen tidak memberikan gambaran yang tepat dalam presentasinya.
Kadang penjual berpikir daerahnya ok. Harga jual ditentukan dengan informasinya yang terbatas. Akan dibutuhkan waktu pemasaran yang lama untuk membuatnya laku. Agen property yang professional harus mampu mengubah persepsi penjual untuk mendapat harga listing yang saleable.

2. Menghadapi permintaan harga yang tinggi
Penjual sudah bertemu dengan beberapa agen properti ,dia akan condong menyerahkan pemasaran pada agen yang menilai dengan harga tinggi. Agen properti profesional tidak boleh mengarahkan penjual pada harga yang salah untuk mendapatkan listingnya.
Harga listing yang overprice merugikan agen properti sendiri. Listing tidak akan terjual, pengeluaran biaya pemasaran sia-sia. Penjual merasa kecewa bila tidak terjual. Bahkan dia bisa marah, agen tidak mendapat kesempatan memperpanjang listing.
Integritas seorang agen dipertaruhkan pada saat pemasaran, karena pembeli juga akan mencela harga yang tidak sebanding dengan properti lain di sekitarnya. Agen berbohong pada penjual dari awal bila dia tahu harga yang kemahalan tapi tidak mengungkapkan. Tidak ada sesuatu yang baik akan dihasilkan dari permulaan yang buruk, kebohongan.
Sebenarnya penjual yang sudah mencoba memasarkan propertinya sendiri cukup paham. Seharusnya dia lebih mudah disadarkan tentang harga pasar yang lebih realistis. Justru biasanya agen properti yang menggunakan harga listing untuk bersaing mendapatkan listing. Bukan membuat properti terjual, tapi menuai image yang buruk .

3. Keadaan pasar properti berubah
Setiap listing yang telah diperoleh harus diberikan program pemasaran yang terbaik. Perpanjangan pasti diperoleh bila ternyata belum terjual, karena penjual telah melihat usaha optimal yang telah dilakukan oleh agennya.
Mendapatkan kastemer yang baru pasti lebih sulit, dibanding memelihara dan meningkatkan hubungan dengan klien yang ada. Bagi kastemer juga merasa lebih nyaman dengan agen yang telah dikenalnya dari pada ganti agen.
Penjual yang tidak memperpanjang pemasaran dengan agen yang lama, hampir pasti karena agen propertinya yang tidak bertanggung jawab .

4. Tetap berhubungan dengan mantan kastemer
Mantan klien yang puas dengan layanan agen properti adalah sumber referral. Kirimkan brosur catalog tiga bulan sekali. Hubungi telpon empat bulan sekali. Kirimkan informasi tentang perkembangan daerah dari properti yang dibeli melalui kita .
Apa yang kita lakukan saat ini adalah gambaran referral bisnis kita beberapa bulan ke depan. Jangan lupa juga layanan purna jual bila kita ingin meningkatkan referral .

5. Terus membangun bisnis melalui farming dan ketuk pintu
Penguasaan sebuah target pasar harus semakin ditingkatkan dalam situasi pasar dan kondisi persaingan saat ini. Ketuk pintu sangat dianjurkan bagi agen yang baru mendapatkan listing di daerah itu. Tetangga adalah pembeli potensial, secepatnya berikan infonya.
Open house juga suatu cara membentuk image dari agen dalam target pasarnya. Orang akan ingat akan namanya bila sering melihat namanya dalam spanduk dijual atau open house di daerahnya. Pikirkan bagaimana berbeda dengan agen lain di daerah itu.

6. Strategi yang kreatif supaya properti terjual
Jangan hanya mendaftarkan properti di jaringan informasi kantor. Bukan cuma pasang tanda dijual, atau iklan dan berdoa mendapat respon secepatnya, hanya itu? Tidak kreatif, semua agen melakukan itu.
Lakukan lebih bila ingin mendapat lebih. Lebih banyak respon, image lebih baik dari penjual karena usaha kita berbeda. Beberapa hal ini tidak dilakukan agen biasa. Kirim email ke pembeli potensial kalau punya data email orang yang tepat. Kalau properti kurang menarik, sarankan sedikit perbaikan supaya lebih menjual.
Hubungi broker lain ajak melihat properti kita dan berikan kesempatan co-broking. Buat foto flier tempelkan di tempat yang sering dikunjungi penghuni di perumahan tersebut. Bagikan brosur “Just list”/ “Best buy”.
Semakin banyak upaya yang kita lakukan semakin penjual terkesan. Berikutnya semakin mudah kita minta penurunan harga atau perpanjangan listing. Sampai terjual.

7. Jadilah pakar dalam target pasar
Berapa banyak properti yang terjual melalui kita dalam 6 bulan terakhir di daerah itu? Berapa persen properti di daerah itu dijual melalui kita sebagai broker? Apakah kita agen properti yang paling aktif di daerah itu? Apakah kita agen properti yang paling dikenal di daerah itu? (Propertiguide.com)