Kamis

Inspirasi

Suami Suka Memaksa Kehendaknya

Tanya:
Pak, saya ada rasa gundah dalam kehidupan rumah tangga. Menurut saya, selama ini suami sudah memaksakan kehendak secara halus. Misalnya tiap kali ke rumah mertua di luar kota. Tiap kali ke sana, saya harus ikut padahal saya tersiksa sekali bila ke sana.



Saya merasa tidak dianggap, bahkan jarang tidak diajak bicara. Jadi, kalo ada perlu apa-apa, perpanjangan mulut saya adalah suami. Untung masih ada anak saya yang balita.

Jika saya tidak mau ikut, suami balik ngomong bagaimana kalo sebaliknya. Padahal dia hampir tidak pernah menawarkan diri ke tempat orang tua saya.

Jadi menurut saya, suami tidak adil. Saya bisa mengerti bila dia sayang dan dekat dengan orang tua dan saudara-saudaranya, tapi kan saya juga punya orang tua dan saudara. Saya hanya ingin suami adil, tidak pilih kasih.

Jadi pak, kalo sudah mau libur panjang rasanya saya stres sekali karena pasti akan diajak ke rumah mertua. Saya dan suami pun tidak pernah berlibur ke tempat/suasana lain di luar kota selain ke rumah mertua.

Oh ya Pak, suami juga kurang senang dengan mama saya. Kalo ada mama saya datang, mukanya tidak senang dan jarang bicara dibandingkan dengan orang tua dan saudara-saudaranya yang datang. Bak raja mereka semua itu diperlakukannya.
Saya sedih dan miris sekali melihat ini. Padahal mama saya banyak membantu sejak persalinan bahkan bila saya memerlukan bantuan dibandingkan mertua.

Perlu diketahui kami berbeda agama. Suami juga karena bawaan dari keluarga cuma “agama KTP” tidak pernah beribadat jadi agak susah "kotbah" dihadapan dia. Apa yang harus saya lakukan ?

Shinta

Jawab

Dear bu Shinta, maaf saya pakai nama samaran supaya pembaca bisa sharing pengalaman Anda. Saya memahami kondisi stres Anda, Anda selalu merasa dihantui renggangnya hubungan dengan keluarga suami, dan sebaliknya hubungan suami dengan keluarga Anda.

Bu Shinta, keluarga suami adalah papa dan mama suami Anda. Mereka orang tua kandung suami Anda, bagaimana caranya bila suami harus memilih antara Anda dengan orang tua?

Bagaimana caranya merubah orang tua? Mereka tentu sudah tua, dan hidup tak lama lagi, apa yang Anda beratkan? Suatu saat anak-anak Anda pun punya pasangan, dan Anda akan mengalami ketakutan sebagai orang sudah tua, apakah anak-anak masih mencintai orang tuanya?

Bagaimana harus memilih, seandainya Anda punya 2 anak, siapa yang harus Anda pilih? Bagaimana suami Anda harus memilih, antara Anda dengan orang tuanya?

Bila tersiksa dengan kekakuan hubungan Anda dengan mertua, dan keluarganya, cobalah mengikuti menemani mereka, tanpa harus banyak bicara. Ikut saja makan dan nonton TV, ikut mendengarkan bila mereka suka menyanyi. Toh penderitaan Anda hanya setahun sekali?

Selama 360 hari, Anda bisa hidup bahagia, masa hanya 4 hari saja dalam setahun, Anda tidak bisa berkorban membahagian suami Anda? Membahagiakan mertua Anda?

Bila Anda mempermasalahkan agama suami Anda atau agama mertua Anda, toh Anda harus tahu yang terpenting bukanlah agama siapa yang paling baik. Namun bagaimana suami Anda bisa menjadi orang baik, dan mengerti arti rumah tangga. Sesungguhnya, hidup itu adalah memberi kebaikan pada saudaramu dengan ikhlas.

Esensi dasar manusia hidup bukan mencari makan, kepuasan, keinginan, kekayaan. Bukan itu, namun sesungguhnya hidup Anda akan berarti bila diberikan untuk suami. Sebaliknya, Anda akan merasakan karunia Tuhan yang sungguh besar dan akan menerima berkat melimpah bila memahami arti hidup.

Tugas Anda bukan bagaimana memaksa suami menuruti Anda. Namun tugas Anda adalah memelihara kehidupan dia, menjaga hidupnya supaya bisa bermakna, merasa penuh, merasa syukur, bahwa dia memiliki Anda di sampingnya.

Bukannya memaksa dia untuk berubah, ibarat ikan mas di akuarium, hidup Anda adalah menjaga isinya. Ikan mas warna kuning, hitam, putih yaitu keluarga Anda, apakah mereka hidupnya terpelihara? Tidak terlantar? Tidak kekurangan kasih yang bisa Anda sediakan untuk mereka.

Bu Shinta, bila ibu sungguh merasa stres dengan sikap suami Anda, ingatlah bila ingin tahu jawabannya, gunakan pintu iba. Bila Anda tidak lewat pintu iba, Anda selamanya akan menyalahkan orang lain, hanya untuk memenuhi rasa takabur Anda.

Rasa tuntutan Anda bahwa dunia bukan untuk dikalahkan, namun dipelihara isinya. Dunia Anda, akuarium Anda, yang isinya ikan mas, yaitu suami, keluarga Anda, termasuk mertua dan orang tua Anda. Jangan biarkan ikan-ikan mas Anda saling cakar, curiga, memusuhi, dan menjadi rusak.