Rabu

Batu Giok Dikembalikan Ke Negara Zhao Dalam Ke¬ada¬an Utuh

Mengembalikan sesuatu kepada pemiliknya dalam keadaan baik.
Oleh: Leman, Penulis buku 50 Chinese Wisdoms

Peribahasa ini tidak mempunyai makna khusus, te¬ta¬pi orang le¬bih tertarik dengan isi ceritanya. Alkisah pada periode Negara Berperang (475-221 SM) ada se¬orang raja dari negara Zhao yang bernama Hui Wen. Ia me¬mi¬li¬¬ki se¬bu¬ah batu giok yang paling indah/bagus di dunia.

Mendengar berita tersebut, raja negara Qin ingin mena¬war¬kan barter antara batu giok dengan 15 kota milik negara Zhao yang dijajahnya.

Raja Hui Wen khawatir raja Qin tidak akan menepati janjinya, maka ia meminta utusannya Lin Xiang Ru yang gagah berani dan cerdik agar berhati-hati mengha¬dapi raja Qin. Sebelum berangkat, Lin Xiang Ru berjanji bah¬¬wa ia akan membawa kembali batu giok da¬lam keadaan utuh jika raja Qin tidak menepati janjinya.

Singkat cerita, sampailah Lin Xiang Ru di negara Qin dan ber¬¬temu dengan raja. Ia langsung menyerahkan batu giok tersebut kepada raja. Raja sangat senang dan lupa akan janjinya. Melihat kon¬disi yang tidak menguntungkan, dengan berpura-pura ingin me¬¬nyampaikan suatu informasi, Lin Xiang Ru berkata kepada ra¬ja, “Baginda, izinkan saya menunjukkan satu titik cacat di batu giok ter¬sebut.”

Tanpa merasa curiga, raja Qin dengan serta-mer¬ta me¬nun¬¬ju¬kkan batu giok tersebut kepada Lin Xiang Ru. Seketika itu juga Lin mengambil batu giok dari tangan raja dan mengatakan bahwa ia akan memecahkan batu giok tersebut di tembok ber¬sama dengan kepalanya. Karena khawatir batu giok ter¬sebut pe¬cah, raja pun sepakat untuk melakukan serah terima batu giok ter¬se¬but secara resmi pada malam harinya dengan disaksi¬kan oleh¬ para tamu.

Melihat gelagat raja Qin, Lin berkesimpulan bahwa raja Qin ti¬dak sung¬¬guh-sungguh ingin menyerahkan 15 kota jajahannya ke¬pa¬da raja Zhao. Maka pa¬da malam sebelum pesta berlangsung, Lin kabur dan membawa pu¬lang batu gi¬ok¬ tersebut dan menye¬rah¬kannya kepada raja Zhao dalam keadaan baik.

Inilah cara bijak yang perlu kita tiru. Bila menghadapi masalah janganlah gugup atau hilang akal. Carilah solusi yang ter¬baik dan bukan hanya dengan menyerah kepada nasib tanpa me¬lakukan se¬suatu. Ingat! ‘No action, nothings happen; when you take ac¬t¬ion miracles happen.’

Kisah tambahan:
Ada kisah lain yang sangat ins¬piratif dan perlu disimak ber¬kaitan dengan patung giok.

Alkisah ada seorang yang sangat ulung dalam membuat ben¬da¬-benda palsu. Suatu hari datanglah ia ke toko gadai untuk meng¬¬¬¬¬¬gadaikan patung yang terbuat dari batu giok. Pada saat itu si¬ pemilik toko sedang tidak berada di tempat, maka ia pun ber¬nego¬sia¬si dengan penjaga toko. Patung itu dihargai 2000 ons pe¬rak, dan ia menerima setengahnya, 1000 ons perak (uang zaman dulu).

Sewaktu pemilik toko kembali, ia meneliti lebih jauh patung giok tersebut dan ternyata patung itu palsu dan nilainya tidak lebih dari 100 ons perak. Langsung pemilik toko meminta penjaga toko mencari orang tersebut. Untuk mencari penipu tersebut nam¬pak¬nya mus¬ta¬hil¬, pikir pembantu toko itu. Sebagai gantinya, ia men¬cari se¬orang yang bijak untuk dimintai nasihat.

Setelah kembali, ia menceritakan kepada tuan¬nya tentang solusi yang ia dapat dari seorang bijak. Cara tersebut mendapat du¬kungan dari majikannya, maka dibuatlah undangan kepada se¬mua kerabat dan teman-temannya untuk datang ke to¬ko¬¬ gadai me¬lihat pameran patung giok peninggalan zaman Dinasti Han¬ yang bernilai sangat tinggi.

Pada hari H, semua pengunjung datang dan memadati tem¬pat-tempat yang sudah disediakan. Saat pe¬mi¬lik toko gadai ingin mengeluar¬kan patung giok, ia jatuh dan patung tersebut han¬cur berkeping-keping. Para hadirin yang tadinya sangat antusias untuk melihat patung tersebut, merasa kecewa dan langsung pulang. Tetapi ada satu hal yang paling penting, berita ini tersebar ke seluruh negeri.

Setelah mengetahui barang yang digadaikan pecah, penipu ter¬sebut segera datang ke toko gadai de¬ngan harapan dapat me¬nuntut pemiliknya membayar denda. Saat penipu datang ke toko ga¬¬dai, ia langsung ditangkap. Pemilik toko menunjukkan patung palsu yang digadainya, dan ternyata patung yang dipecahkan o¬leh¬ pemilik toko gadai adalah replika dari patung palsu tersebut.