Siapa yang tidak suka masakan Padang? Hampir semua orang suka masakan khas Sumatera Barat ini. Penjualnya pun berjejer di mana-mana. Mulai mengambil tempat di pinggir jalan sampai restoran besar yang mewah.
Ada kesan miring tentang tempat makan ini. Katanya, rumah makan Padang sering terasa panas, kurang nyaman dan terkesan kotor dengan banyaknya kertas tisu berserakan di bawah meja makan.
Tapi, dengan suasana seperti itu saja, orang yang makan di sana terhitung banyak. Apalagi kalau dibuat dengan ruangan berpendingin dan lantai yang bersih. Pasti orang akan semakin tertarik dengan rumah makan yang khas dengan gambar Rumah Gadang ini.
Pemikiran itulah yang mendasari berdirinya Rumah Makan Raso Minang yang terletak di Jalan Pesanggrahan Raya. Selain tempatnya yang bersih dan nyaman, Raso Minang memiliki rasa masakan yang khas dan “berani”.
Untuk membuktikannya, AdInfo berkesempatan merasakan menu-menu andalan Raso Minang seperti, Gulai Kepala Ikan, Ayam Rendang, Sambal Udang Petai, dan Sop Buntut.
Menu pertama yang menarik adalah Gulai Kepala Ikan. AdInfo sempat berkelakar dengan pemilik Raso Minang, Tony, kalau kepala ikan ini bisa dimakan untuk berapa orang? Dia bilang, tergantung badan orang yang makan.
“Kalo badannya besar (doyan makan), ikan ini paling cuma buat sendiri, tapi kalo badannya kecil, bisa buat berempat,” ujarnya.
Memang kalau melihat ukurannya, Ikan Kakap yang digunakan dalam menu ini terbilang cukup besar dan banyak dagingnya. Belum lagi mata ikannya yang juga bisa dijadikan santapan lezat.
Gulai Kepala Ikan Raso Minang disajikan dengan kuah kental berwarna kuning. Ditempatkan dalam sebuah wadah dengan taburan cabe rawit. Cabe ini bisa dijadikan penawar kentalnya kuah dan pemberi rasa pedas.
Menu ini dibuat dengan cara menumis bumbu-bumbu seperti bawang merah dan putih, kemiri dan rempah-rempah lainnya. Setelah itu, diberi cabe giling dan santan. Baru kemudian kepala ikan Kakap dicampurkan ke dalamnya. Gulai Kepala Ikan lebih nikmat bila disajikan hangat.
Harga per porsinya berkisar Rp45 – 60 ribu tergantung dari ukuran kepala ikannya.
Sambal Udang Petis
Sebelum mencoba menu kedua yang tidak kalah enaknya, AdInfo menanyakan tentang sejauh mana tingkat kebersihan rumah makan ini. Ternyata dapur yang digunakan cukup bersih. Semua peralatan dapur yang digunakan full stainless steel.
Bukan hanya itu, biar terkesan menarik, piring dan mangkuk yang digunakan pun berwarna seragam. Putih bersih dengan hiasan garis emas.
Nah, kini waktunya mencicipi menu kedua, Sambal Udang Petis. Menu ini cukup menggiurkan dengan tampilannya yang merah menantang. Udang dan Petai yang ditumis menjadi satu membuat kita ingin segera merasakan kenikmatannya.
Cara memasaknya tidak begitu sulit. Hanya bahan baku udang dan petai yang ditumis jadi satu dengan campuran bawang dan cabe. “Biasa aja cara masaknya. Tapi, kalo ngerasain Sambal Udang Petai saya, pasti beda,” kata salah satu chef Raso Minang.
Seperti halnya masakan padang lain, rasa rempah menu ini pun tidak kalah kentalnya. Udang yang digunakan pun sudah dikuliti, jadi langsung terasa daging udangnya. Begitu juga dengan kualitas petai yang digunakan. Segar dan tidak layu.
Rasa pedasnya pun khas sekali, sangat nikmat bila disantap dengan nasi hangat atau didampingi dengan Ayam Rendang yang menjadi menu andalan ketiga Raso Minang.
Kalau biasanya kita lebih mengenal Daging Rendang, rumah makan yang berdiri Maret 2007 ini memiliki Ayam Rendang. Tampilannya hampir sama, bedanya cuma daging diganti dengan ayam.
Warna dominan menu ini adalah cokelat dengan kuah yang agak kering mengental. Rasa gurih kuah sangat kuat dan meresap di sekujur daging ayam. Jadi, sekali kita menggigit dagingnya, langsung terasa lezatnya.
Sop Buntut
Habis menyantap 3 menu di atas, AdInfo pun langsung disuguhi andalan keempat Raso Minang, Sop Buntut. Berbeda dengan menu sebelumnya yang sangat dekat dengan kuah kental dan sarat akan kuatnya rasa rempah-rempah, Sop Buntut dibuat dengan kuah bening.
Bukan hanya itu, menu ini pun dilengkapi dengan daun bawang, daun seledri, wortel, dan kentang. Ketika menyeruput kuahnya, tenggorokan dan perut kita terasa dialiri kuah yang segar dan gurih. Beberapa sayuran di atas pun seperti memberi nuansa lain di lidah kita.
Satu yang membuat kita penasaran ingin merasakan Sop Buntut ini, daging di potongan-potongan buntut sapi yang terendam dalam kuah bening. Rasanya sangat lembut dan mudah dipisahkan dengan tulang-tulangnya.
Jika Anda sangat suka dengan rasa pedas, menu ini sangat nikmat bila dimakan dengan sambal cabe rawit mentah. Wuaah…mantap!
Akh, sepertinya dari tadi hanya makan terus, kapan minumnya? Tunggu dulu, Raso Minang juga punya minuman andalan yang bisa mengusir rasa pedas atau eneg perut, namanya Jus Kedondong.
Tapi, sebelum mencobanya, AdInfo lebih dulu menenggak segelas air teh hangat sebagai penghilang dahaga sehabis makan.
Rasa Jus Kedondong ini boleh dibilang bercampur antara manis dan asam. Warnanya, sesuai dengan warna kedondong yang hijau. Di sajikan dengan gelas yang meninggi, kita bisa meminumnya dengan sedotan langsung atau dari gelas ke mulut.
Kenyang dengan 4 menu di atas dan segelas Jus Kedondong, AdInfo pamit pulang. Sesampainya di pelataran parkir, terlihat tempat parkir Raso Minang ternyata cukup memadai. Meskipun tidak begitu luas, tapi kita tidak akan kesulitan jika ingin memarkir kendaraan. Apalagi letaknya pas di pinggir jalan, bila tidak kebagian parkir pun kita bisa menaruh kendaraan di bibir jalan tanpa menimbulkan kemacetan.
Kalau penasaran, coba saja sendiri beberapa menu di atas, buktikan kelezatannya. Mengenai harganya, jangan takut, karena relatif sama dengan rumah makan sejenis. Tempat yang bagus, tidak selalu harus dengan harga yang mahal.
Sabtu
Rasanya Raso Minang
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Comment Form under post in blogger/blogspot