Selasa

Jamica

Pesta Reggae Bukan di Jamaica

Musik adalah bahasa universal. Musik asal Amerika sana, bisa dinikmati oleh orang Solo di perkampungan. Meski tak mengerti apa yang dinyanyikan vokalisnya, musik tetap bisa dinikmati karena ritmik, genjrengan gitar, atau hentakan drumnya.

Reggae yang notabene berawal dari Jamaika adalah salah satu jenis musik yang bisa dinikmati semua orang di belahan bumi mana pun. Meski terkadang penyanyinya melantunkan lagu dengan nada “berat”, hampir tak tahu apa yang dikatakan—apalagi kalau dalam bahasa Inggris, tapi tetap saja banyak orang yang menggilainya.

Beruntung kita di Indonesia, ada beberapa band yang mengusung reggae sebagai aliran musik mereka. Sebut saja seperti Tony Q atau Jamica yang di bulan Januari 2008 nanti akan merilis album barunya. Sehingga selain bisa menikmati alunan musiknya, kita juga mampu menelaah pesan yang terkandung dalam setiap syair lagu yang dilantunkan.

Jamica sendiri memilih reggae sebagai aliran musiknya karena memang sudah panggilan hati mereka. Reggae dianggap sebagai obat yang mampu menyembuhkan penyakit. “Di samping itu, kita juga mau meramaikan khasanah musik reggae tanah air,” kata Sidi-X yang menciptakan seluruh lagu Jamica pada album baru mereka yang berlabel Pesta Reggae.

Ditanya mengenai konotasi miring mengenai pecinta dan pemusik reggae yang sering menghisap ganja atau mengkonsumsi minuman keras. Sidi-X menolak anggapan itu, dia bilang, tidak semuanya begitu. Ada juga yang tidak suka itu. Kita sendiri menentang itu semua.

Musik reggae di Indonesia tidak seperti rock atau pop yang memiliki penggemar dan potensi pasar cukup menjanjikan. Reggae hanya populer di beberapa komunitas yang memang freak dan sangat mengenal musik tersebut. Kalau tidak diramu dengan musik pop atau rock, kemungkinan lagu-lagunya akan berjalan di tempat. Begitu juga dengan penggemarnya, tidak akan meluas jauh.

“Pasaran musik reggae memang segmented, hanya komunitas tertentu saja yang menerimanya. Tapi, jangan salah, pasaran reggae juga susah ditebak,” ucap Sidi-X yang memiliki nama asli Sidik Permana ini.

“Pesta Reggae” racikan Jamica memuat 10 lagu dengan andalan “Pestanya Bubar”, “Rastavaria”, “Crazy” dan “Follow Me You’ll be Happy”. Meski begitu, kata Sidi-X, semua lagu di album tersebut sebenarnya andalan semua.

Berbeda dengan tema lagu reggae di luar sana yang kebanyakan mengangkat masalah tradisi religi Rastafari, permasalahan sosial politik humanistik, dan universal, Jamica malah mengakat tema cinta sebagai core lirik-liriknya.

“Kalau biasanya lagu-lagu reggae itu hanya bisa dinikmati sama cowo, kita ingin membuat musik ini bisa dinikmati kaum hawa. Makanya tema yang kita angkat seputar cinta. Lagu kita buat cukup sweet dengan tempo bervariasi, tapi tetap bersemangat,” ungkap Manajer Jamica, She-Me yang ikut dalam wawancara dengan AdInfo.

Personil Jamica terdiri dari Dolly Andri (vokal), Siti Chusnul Khotimah (vokal), Sidik Permana (gitar), Fredz Edenton Jamlean (gitar), Ari Wibowo (bass), Aldino (drums), dan Rofiansyah (keyboard). Grup band yang katanya beraliran merah, kuning, hijau ini berdiri 1 Januari 2004 dari di salah satu “tongkrongan pinggir kali” kampus Universitas Muhammadiyah Jakarta.

Duo Vokal
Konsep vokal Jamica berbeda dengan kebanyakan, mereka menampilkan duet suara laki-laki dan perempuan agar bisa menampilkan karakter tersendiri. Paduan ini membuat band yang memiliki sebutan Jemby-jemby buat para fansnya, punya paduan vokal yang selaras.

“Kami sengaja mengetengahkan konsep vokal seperti itu karena memang tidak ingin reggae hanya dinikmati cowo aja. Dengan adanya vokal cewe, akan memberikan nuansa berbeda dan memberi sentuhan feminin dalam setiap lagunya,” ujar Sidi-X.

Di samping itu, Jamica yang bernaung di bawah label Daun Kreasi Management ini, juga memperkaya instrumen musiknya dengan beberapa loop bernuansa Mandarin atau Betawi dengan Tanjidornya.

Proses rekaman dilakukan sendiri menggunakan komputer (home studio), kecuali untuk vokal dan drums yang harus masuk studio rekaman. Tidak tanggung-tanggung, Jamica mengambil shift di studio rekaman CMK yang sering disewa oleh artis-artis ternama macam Netral atau Souljah untuk pengambilan suara drums.

Rencananya, album perdana mereka yang hanya diproduksi dalam bentuk compact disk (CD) ini, akan didistribusikan sendiri alias independen. Pihak managemen akan menyalurkannya ke distro-distro di Jakarta.