Pijat refleksi termasuk suatu terapi alternatif berupa pemijatan daerah atau titik refleks pada telapak kaki atau tangan. Namun, umumnya pemijatan dilakukan pada telapak kaki. Alasannya, telapak kaki lebih peka dibandingkan dengan tangan karena tangan lebih sering beraktivitas sehingga berkurang kepekaannya.
Di samping itu, telapak kaki lebih luas, dan jarak antar titik pemijatan lebih jauh. Di tangan, titik-titik pemijatan terlalu saling berdekatan, sehingga bagi orang awam lebih sulit dipelajari.
Menurut teori refleksiologi, titik-titik refleks di telapak kaki berhubungan dengan seluruh organ tubuh, mulai dari kantung kencing, usus, lambung, hati, ginjal, limpa, pankreas, sampai jantung. Bagian atau titik yang jumlahnya tak kurang dari 70 ini tersusun membentuk suatu peta tubuh di kaki. Kaki kanan berhubungan dengan tubuh bagian kanan, dan kaki kiri dengan tubuh bagian kiri.
Dengan peta itu, pemijatan yang berhubungan dengan suatu organ tubuh bisa dilakukan melalui kaki. Bukan cuma gejalanya yang dihilangkan, melainkan juga penyebab gejala itu. Karena pemijatan melalui titik refleks di telapak kaki inilah, terapi pijat disebut pijat refleksi.
Pijat refleksi telah dikenal sejak beberapa ratus tahun lalu dan dipraktikkan oleh orang-orang Cina dan Mesir. Pada tahun 1920-an William Fitzgerald, dokter THT di Connecticut, AS, menemukan pijat ini dan memperkenalkan kepada dunia kedokteran. Ilmu itu lalu dipopulerkan oleh dr. Starr White di Los Angeles. Sementara, kita di tanah air mulai mengetahuinya berkat Hedi Masafret lewat bukunya Good Health for The Future.
Penyebaran yang mendunia tersebut tentu tak lepas dari manfaat yang bisa diberikan pijat refleksi. Dengan pijat ini, stres, nyeri, dan ketegangan bisa diusir. Kekuatan dan kelenturan pikiran, tubuh, dan emosi bisa ditingkatkan. Tidur bisa lebih berkualitas. Restrukturisasi tulang, otot, dan organ dapat dibantu. Cedera baru dan lama bisa disembuhkan. Konsentrasi dan ingatan dapat ditingkatkan. Bahkan, rasa percaya diri dan harmoni bisa disegarkan.
Ada dua metode
Metode pijat yang berkembang di tanah air berasal dari dua sumber. Metode pertama dari Taiwan, yakni memijat daerah refleks memakai jari tangan. Caranya, dengan menekan buku jari telunjuk yang ditekuk pada zona refleksi. Metode kedua diperkenalkan oleh Benjamin Gramm dengan mempergunakan alat bantu berupa stik kecil untuk menekan zona refleksi.
Bagi para terapis yang memijat dengan jari tangan, saat memijat akan terasa ada semacam butiran-butiran pasir bila pada organ yang dipijat terdapat kelainan. Sayangnya, tidak terungkap “pasir” itu berasal dari mana. Kalau “pasir” itu sudah tidak terasa kala dipijat, berarti sudah baik. Tentu saja, perbedaan rasa ini tidak dirasakan bila terapis menggunakan alat bantu dalam memijat. Arah pemijatan tidak boleh sembarangan, harus mengarah ke atas menuju jantung, mengikuti arah aliran darah.
Kedua metode di atas, dengan ujung jari atau alat bantu, telah berkembang di Eropa dan Amerika. Keduanya sama-sama bermanfaat untuk mencegah dan menyembuhkan penyakit. Dengan pijat ini, organ tubuh selalu dibuat siaga atau daya tahannya selalu dalam keadaan prima. Caranya? Kita harus rutin menjalani pijat refleksi supaya organ dan daya tahan siap terus. Jadi, dengan dipijat, organ dirangsang dan dipacu terus. (ramuracik)
Kamis
Pijat Refleksi Memacu Organ
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Comment Form under post in blogger/blogspot