Senin

Kiat Asuh Anak Untuk Ibu Bekerja

Oleh: Anna Surti Ariani, Psi

Banyak ibu bekerja yang merasa kesal ketika pulang ke rumah menemui bayinya, ternyata tidak digubris, karena sang bayi lebih suka bermain dengan pengasuhnya. Akibatnya banyak ibu yang secara emosional memberhentikan si pengasuh dan menggantinya dengan pengasuh lain.


Hal ini ternyata menimbulkan masalah lagi, si bayi bisa menjadi lebih rewel, mengalami sulit tidur ataupun mogok makan karena tidak ditemani si mbak? Ada pula ibu-ibu lain yang memutuskan untuk berhenti bekerja demi mendekatkan hubungan dengan sang bayi.

Namun karena kurangnya persiapan mental, seringkali para ibu tersebut menjadi stress akibat bosan berada di rumah. Suami pun mulai komplain karena pemasukan rumah tangga berkurang, namun pengeluaran bertambah karena ibu-ibu menjadi lebih sering mengajak putra-putrinya jalan-jalan di mal.

Sebetulnya, bisakah Anda sebagai seorang ibu tetap dekat dengan bayi Anda walaupun bekerja? Bagaimana membuat si bayi tetap lebih dekat terhadap orangtuanya dibandingkan dengan babysitternya?

Berikut ini beberapa tips yang telah berhasil membuat ibu-ibu bekerja tetap menjadi ibu favorit bagi anak-anaknya.

Berikan ASI Anda untuknya. Kunci pertama adalah susui sendiri bayi Anda. Seperti yang banyak dikatakan oleh para ahli, guna ASI tidak hanya untuk pemberian nutrisi bagi bayi, namun juga menciptakan attachment (kelekatan) ibu-bayi.

Ketika akhirnya Anda bekerja dan meninggalkan bayi Anda di rumah, Anda bisa membawa botol susu, pemerah susu dan cooler ke kantor. Di mobil, selama perjalanan berangkat dan pulang kerja, serta sedikit jam istirahat, Anda bisa menjadi bu sapi? Maksudnya, Anda bisa memerah ASI untuk diberikan pada bayi Anda selama tidak ada di rumah.

Hal ini berguna agar payudara Anda tidak terlalu penuh yang dapat menyebabkan rasa sakit. Selain itu, sering-sering memerah ASI merangsang produksi ASI agar tetap banyak. Ketika sampai lagi di rumah, begitu bertemu dengan bayi Anda, peluk dan ciumlah dia, dan segera berikan ASI lagi.

Ketika Anda di rumah, berikan ASI sebanyak dan sesering mungkin. Jika perlu, Anda bisa bangun beberapa kali semalam untuk menyusui. Kedengarannya berat, tapi sebenarnya tidak sama sekali. Toh Anda bisa tiduran sambil tetap menyusui.

Kunci kedua, dampingi Anak Anda, ketika Anda bersama si kecil, usahakan betul-betul bersama dia dan tidak dibantu orang lain. Ini berarti Anda perlu sering-sering menggendongnya, sering mengelus, sering menciumnya. Jangan khawatir, penelitian membuktikan bahwa sampai usia 6 bulan, bayi tidak akan manja kalau terus-terusan digendong.

Kebutuhan digendong adalah kebutuhan afeksi. Apabila kebutuhan ini tidak dipenuhi, anak bisa saja tumbuh menjadi pribadi yang kurang sensitif dan sulit bergaul. Apabila Anda terpaksa tidak bisa menggendong misalnya, karena Anda toh perlu mandi, usahakan agar yang menggendong si bayi adalah ayahnya, JANGAN BABYSITTER LAGI.

Ingat, babysitter Anda sudah punya jatah seharian. Jangan merasa rugi sudah membayar babysitter, toh kerugian Anda jauh lebih besar ketika anak Anda tidak dekat dengan Anda.

Hal ini sempat membuat banyak ortu sampai ikut menangis karena stress tidak tahu apa yang harus dilakukan untuk bayinya. Tapi tenang saja, tetaplah percaya diri, karena bayi Anda pasti akan jauh lebih berterimakasih ketika Anda sebagai orangtuanya tetap berada di sampingnya ketika dia merasa tidak nyaman.

Berikan 100% diri Anda kunci ketiga, berikan waktu berkualitas untuk bayi Anda. Walaupun Anda cuma bertemu sebentar, namun jika setiap kali bertemu Anda betul-betul mencurahkan segenap perhatian, tentunya si kecil akan merasakan ketulusan Anda.

Pencurahan waktu ini berarti ketika Anda sedang mengajak bicara bayi Anda. Anda tidak diganggu oleh telepon tidak penting ataupun urusan-urusan lain. Pada waktu-waktu berkualitas ini usahakan juga untuk menambah perbendaharaan kata dan segala ketrampilannya.

Cara-caranya, tunggu saja di artikel dan opini di website ini. Bisa juga ketika Anda di kantor sering-sering menelepon anak Anda. Bagi beberapa orang cara ini kurang sukses, karena si anak malah mengisap-isap telepon atau memainkan kabel, tidak mau mendengarkan suara orangtuanya.

Hal lain yang perlu Anda perhatikan sebenarnya sama saja seperti ketika Anda harus bertemu klien seperti: kontak mata, senyum hangat, ditambah kasih sayang luar biasa yang tentunya sudah ada tanpa harus diingatkan orang lain.

Tenang saja Bu, asal punya niat kuat, pasti Anda bisa. Problem seperti ini tidak hanya terjadi pada ibu bekerja yang mempunyai bayi, tapi juga pada ibu bekerja yang memiliki anak usia balita, usia sekolah, bahkan usia remaja.(keluargabahagia.com)