Sabtu

Gerbang

Meski bukan berita baru, tapi banjir masih jadi momok tahunan yang belum ada penyelesaiannya. Jakarta masih terus diganggu banjir yang beberapa tahun belakangan selalu mengalami kulminasi di bulan Januari – Maret.

Segala upaya dilakukan pemerintah dalam menanggulangi masalah tersebut. Dari apel siaga banjir sampai memersiapkan beras dan mie instant di setiap kelurahan-kelurahan.

Tiap tahunnya, tidak sedikit jiwa dan materi yang harus dikorbankan dalam bencana tahunan tersebut. Jakarta Barat misalnya, tahun 2008 lalu, terdapat korban meninggal sebanyak 5 orang akibat banjir dan terhitung sekitar 15.265 orang mengungsi di 51 pos pengungsian.

Titik rawan banjir di Jakarta Barat, khususnya di Kecamatan Kembangan dan Kebon Jeruk, pun tidak menunjukkan gejala menurun, malah semakin banyak. Jangankan hujan lebat, hujan dalam skala sedang saja, banyak jalan yang sudah tergenang.

Bukannya bersikap pesimis, tapi banjir tahunan ini memang sulit untuk dicegah. Penyebabnya terlalu kompleks, berkaitan dengan banyak pihak, dan menyebar dari hilir ke hulu. Bila pemerintah asal memberikan izin mendirikan bangunan, masyarakat pun banyak yang membuang sampah sembarangan. Seperti benang kusut bila harus mengurutkan.

Menghadapi musim penghujan ini, ada baiknya warga komunitas memersiapkan segala kemungkinan yang bakal terjadi. Misalnya, dengan menyiapkan lilin atau generator bila listrik padam, menyimpan di tempat aman surat-surat berharga bila memang tiap tahun rumah selalu kebanjiran, mengkondisikan kendaraan tetap prima kalau-kalau nanti harus menerobos banjir, dan selalu siaga bila terjadi banjir.

Salam,
Redaksi