Setengah Abad Hobi Ngejepret
Hobi adalah kegiatan rekreasi yang dilakukan pada waktu luang untuk menenangkan
pikiran. Tujuan hobi adalah memenuhi keinginan dan mendapatkan kesenangan . Terdapat berbagai jenis hobi, memotret misalnya. Seperti yang dilakukan Goenadi Harjanto sejak 50 tahun silam.
Kalau kita menekuni hobi tertentu, jangan hanya menjadikan hobi itu sebagai suatu kesenangan. Tapi kita juga perlu usaha bagaimana meningkatkan kualitas keterampilan kita di bidang tersebut. Jangan malas mencari informasi tentang hobi yang kita tekuni. Ikutlah kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan hobi kita.
Memanjakan diri lewat hobi biasanya menghabiskan banyak uang. Tapi kalau benar-benar ditekuni, bukan enggak mungkin justru malah akan mendapat penghasilan tambahan.
Seperti halnya Goenadi Harjanto, seorang pria lulusan arsitek yang menjadikan hobi menjepret sekaligus sebagai profesinya. Dia sudah menekuni hobi memotret sejak dirinya masih duduk di bangku SMP.
Menurutnya, hobi memotret yang sudah dinikmatinya sejak kecil ini memiliki keistimewaan sendiri. Sering kali ketika melakukan hunting outdoor, dirinya merasa bisa lebih dekat dan menyatu dengan alam. Ini pun dijalani dengan melakukan pemotretan hingga ke luar negeri seperti ke Irlandia, Thailand, Taiwan, dan negara lainnya.
Sekitar tahun 1958, Goenadi sudah bisa menghasilkan uang dari hobi memotretnya. Hasil karyanya digunakan oleh sebuah majalah anak muda masa itu. Dan di tahun 1974, hasil foto Goenadi pun pernah dibuat sebagai sampul kaset album Lagu-lagu Qasidah dari Grup Bimbo,. Walaupun begitu, ternyata bapak dua anak ini belum berani menjadi seorang fotografer komersial. Baru pada tahun 2002, Goenadi mulai berani menjadi fotografer komersial.
Goenadi baru memiliki kamera sendiri sekitar tahun 1970 ketika mengikuti lomba foto mahasiswa di ITB. Saat itu Goenadi meraih juara I dan mendapatkan hadiah kamera Canon Net 17. Selanjutnya, dia pun meraih juara I berturut-turut mulai tahun 1970 sampai 1972.
“Mencintai dunia fotografi sama dengan hobi lainnya yang bisa menghasilkan kepuasan batin. Dan yang paling disukai adalah bidang landscape seperti pemandangan alam, keadaan kota, dan kegiatan manusia (human interest),” kata Goenadi yang pertama kali melakukan pemotretan pawai pada tahun 1957.
Bicara soal foto yang bagus Goenadi menuturkan, foto yang bagus itu subyektif. “Untuk menentukan foto yang bagus, sama saja seperti Anda memilih pakaiaan yang bagus. Bagus untuk Anda belum tentu bagus buat saya. Jadi, foto bagus bisa dinyatakan setelah satu sama lain sepakat bahwa foto tersebut bagus,” ungkap pria kelahiran Bandung, 19 Oktober 1946 ini.
Saat ini Goenadi menjabat sebagai pendiri Photo Point yang berlokasi di Taman Kedoya Baru. Photo Point menyediakan segala jasa yang berhubungan dengan dunia fotografi. Seperti kursus fotografi dengan tim pengajar yang berprofesi sebagai fotografer handal. Sebut saja Lioe Tjin Fa, Moses Agustian, Arbain Rambey, Mukri Sulaiman, dan Daniel Iskandar.
Kamera Butuh Perawatan
Walau sudah sangat mahir dalam mengoperasikannya, namun tak semua pengguna mengetahui bagaimana cara merawat kamera dengan benar agar terhindar dari kerusakan dan berumur panjang.
Saat ini, Goenadi memiliki 2 buah kamera digital yang selalu dirawatnya. “Kamera sama seperti alat elektronik, butuh perawatan agar tetap baik ketika digunakan. Kamera tidak boleh disimpan di tempat yang lembab karena bisa berjamur. Selain itu, dalam waktu tertentu kamera juga harus digunakan atau sekedar dijepret,” katanya.
Untuk hal yang sederhana seperti membersihkan lensa luar kamera, tambahnya, biasa saya lakukan sendiri. Tapi untuk hal-hal yang tidak terjangkau misal auto fokusnya tidak jalan, maka saya menyerahkan pada ahlinya.
“Kemudian bila kamera rusak, perbaikilah di tempat terpercaya atau resmi secara berkala. Jangan tunggu kamera rusak kemudian baru diservis. Servis yang dimaksud adalah 'servis besar', yang meliputi pembersihan bagian dalam kamera, seperti pembersihan lensa dari jamur yang menempel atau juga penyesuaian setelan-setelan utama kamera,” ujar lulusan ITB tahun 1975 ini.
Dunia Fotografi Indonesia
Bicara soal dunia fotografi, Goenadi menuturkan sejak dulu fotografer asing lebih dipandang jika dibandingkan fotografer dari negeri sendiri. Padahal banyak fotografer Indonesia yang berkualitas sangat baik. Namun kelemahannya, masih banyak yang kurang membekali diri terhadap keprofesionalannya sebagai seorang fotografer.
Tapi, meskipun begitu, saat ini dunia fotografi Indonesia mulai bangkit. Kini telah banyak fotografer Indonesia diakui negara lain. Hal itu tidak terlepas dari perkataan seorang pakar fotografi asal Singapura yang menyatakan bahwa Indonesia kaya tempat-tempat yang bisa dijadikan objek fotografi.
Sekarang tinggal fotografernya saja. Bagaimana memaksimalkan kemampuan menjepretnya hingga menghasilkan foto yang bagus dan kepuasan diri. Sekaligus mendapat uang untuk menunjang profesi yang sepadan dengan hobinya tersebut.
Sabtu
Goenadi Harjanto
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Comment Form under post in blogger/blogspot