Senin

Antisipasi Banjir

Pompa Penyedot Air dan Armada Pengangkut Sampah Disiapkan

Untuk mengantisipasi bencana banjir sehubungan curah hujan yang mulai tinggi, Pemerintah Kotamadya Jakarta Barat melalui Sudin PU Tata Air telah menyiapkan 200 petugas untuk membersihkan sampah di kali, 10.000 karung pasir, pompa penyedot air dan armada pengangkut sampah.


"Sebagai kesiapan dalam menghadapi musim hujan maupun banjir di wilayah Jakarta Barat," jelas Kasudin PU Tata Air Jakarta Barat, Ir Heryanto.
Menurutnya, hampir seluruh saluran air yang menghubungkan saluran induk atau kali, banyak yang ditutup dan berubah menjadi rumah tinggal, garasi, tempat usaha maupun perkantoran seperti saluran induk yang menghubungkan Kali Mookervaart di sepanjang Jl Daan Mogot atau Kali Molenvliet di Jl Gajah Mada/Jl Hayam Wuruk.

Selain itu, sambung Heryanto, saluran-saluran lain yang lebih kecil dan melintasi permukiman warga, banyak ditutup untuk berbagai kepentingan masyarakat. "Dalam waktu dekat 200 bangunan di saluran penghubung Kelurahan Kedaung Kaliangke akan dibongkar," tandasnya.

Lebih lanjut Heryanto menjelaskan, saat ini terkesan saluran-saluran itu hilang. Padahal, saluran yang sebelumnya berfungsi sebagai irigasi dan dibangun puluhan tahun lalu itu tertutup bangunan. "Tidak ada yang hilang, tapi hampir seluruhnya tertutup bangunan."

Diambilnya contoh, saluran yang menghubungkan Kali Krukut dan Kali Cideng. Saluran itu dibangun di era kolonial, dan berfungsi mengairi tanah-tanah pertanian di Glodok, Krendang, Duri Utara, Duri Selatan, dan Tanah Sereal. Namun ketika tanah-tanah di kawasan itu berubah fungsi menjadi permukiman padat, saluran itu seolah hilang.
"Itu hanya sebagian kecil saja. Jakarta Barat yang dialiri 16 sungai, dan setiap sungai atau kali memiliki puluhan saluran yang berfungsi sebagai irigasi," jelas Heryanto.

Selain sebagai irigasi, saluran yang menghubungkan antara sungai ke kali lainnya berfungsi mengatasi beban air jika terjadi hujan di hulu. Saluran-saluran penghubung inilah yang efektif mengatasi banjir di kawasan yang dilalui Kali Mookervaart, Sungai Pesangrahan dan sungai-sungai besar lainnya. "Fungsi itu hilang akibat ulah manusia, dan banjir menjadi sesuatu yang tak terhindarkan."

Untuk itu, tambah Heryanto, didasari Perda No 8 tahun 1988, pasal 9, Pemerintah melarang penutupan saluran, karena selain akan menyulitkan upaya pembersihan juga mengganggu ketertiban umum.

Sementara itu, sebagai upaya antisipasi banjir di wilayah Jakarta Barat, Sudin Tata Air sedang melakukan pembersihan (pengerukan) di 50 lokasi saluran air, menyiapkan ratusan getek, membersihkan sampah di kali serta proyek yang dilakukan Dinas PU DKI di Jakarta Barat membangun 3 saringan sampah.

Di Jakarta Barat, titik rawan genangan air berdasarkan pengalaman dari tahun ke tahun semakin meningkat seperti banjir pada Februari 2007 lalu. Dari 56 kelurahan yang ada di Jakarta Barat, 49 kelurahan diantaranya terjadi banjir. Meski tidak seluruh wilayah di kelurahan itu banjir, tapi di kelurahan tersebut ada beberapa RW yang tergenang air.

Misal, di 12 RW, Kelurahan Rawa Buaya, terdapat 11.860 KK (57.000 jiwa) yang kebanjiran, di 15 RW, Duri Kosambi, 5.607 KK (21.986 jiwa). Wilayah kelurahan lain yang dilanda banjir antara lain, Kelurahan Kapuk, Semanan, Kedoya Utara, Kelapa Dua, Sukabumi Selatan, Tanjung Duren Utara, Duri Kepa, Kebon Jeruk, Mangga Besar, Tangki, Pinangsia, Srengseng, Palmerah, Tegal Alur, Wijaya Kusuma, Jelambar, Jelambar Baru, Kembangan Utara, Meruya Utara, Tomang, Jatipulo, dan Kota Bambu Utara-Selatan. (barat.jakarta.go.id)