Kamis

Liputan Usaha Jelang Lebaran

Menggeliat Meski Harga Melonjak

Ada geliat usaha saat menjelang Lebaran setiap tahunnya. Tingginya tingkat kebutuhan masyarakat disambut gembira oleh pelaku usaha di berbagai bidang. Akhirnya, masyarakat terus terbiasa memboroskan uangnya dan pelaku usaha pun jor-joran dengan diskon menangkap untung.


Budaya berbelanja saat Lebaran sudah berlangsung bertahun-tahun meski bukan sebuah keharusan. Memakai baju baru, membeli berbagai penganan dan minuman, atau pulang mudik, menjadi keharusan tiap tahunnya.

Kebiasaan masyarakat tersebut terbaca oleh pelaku usaha sebagai saat-saat mendulang untung yang lebih banyak. Makanya, menjelang Lebaran, mereka (pelaku usaha) sudah mengantisipasi dengan menyediakan stok barang berlebihan, mencari tenaga kerja tambahan, atau mulai merancang cara promosi yang jitu untuk menarik konsumen.

Tahun 2008 ini, sepertinya budaya berbelanja tersebut belum juga berubah. Meski kenaikan bahan bakar minyak dan berbagai gejolak ekonomi masih terasa, para pelaku usaha mengaku masih menanggapi positif bisnisnya akan menangguk profit 2 kali lipat dari hari-hari biasa.

Lihat saja beberapa pengusaha yang ada di komunitas kita. Mulai toko pembuat rangkaian bunga atau parsel sampai penjual audio mobil, sangat antusias sekali menghadapi euporia bisnis menjelang Lebaran.

”Saat Lebaran, banyak masyarakat yang bersilaturahmi ke rumah sanak famili. Dengan begitu, mereka membutuhkan buah tangan sebagai simbol saling bermaafan. Ucapan selamat ini sering dilakukan dengan mengirim karangan bunga atau parsel,” kata Marketing Executive Rossy Flower & Gift House, Marihot Napitupulu.

Hal inilah, lanjutnya, yang membuat bisnis parsel dan karangan bunga akan meningkat jika dibandingkan hari-hari biasa.

Hal senada juga diungkapkan Pemilik Hi-Tech yang menjual berbagai perangkat audio mobil, Indrajaya. Menurutnya, di hari raya nanti, banyak masyarakat Jakarta yang mudik Lebaran. Pilihan transportasi darat seperti mobil pribadi masih dominan dilakukan menuju kampung halaman. Untuk itu, mereka pun harus mempersiapkan kondisi kendaraanya jauh sebelum mereka berangkat.

Selain kondisi mesin, perjalanan jauh yang menyita waktu terlebih saat macet, perangkat audio video mobil sangat dibutuhkan untuk melepas jenuh. ”Makanya, menjelang Lebaran ini, pasti banyak yang memasang DVD Player, TV mobil, dan lainnya,” jelasnya.

Sama halnya seperti yang dikatakan Pimpinan Arrayyan yang banyak menyediakan baju-baju muslim, Wiwik Sutarni. Katanya, orang biasanya akan mengenakan baju baru saat Lebaran. Buat yang perempuan, lebih menyukai model baju muslim. Karenanya, menjelang Lebaran permintaan akan berlimpah.

Meningkatnya Permintaan
Meningkatnya keuntungan pelaku usaha menjelang Lebaran memang tidak selalu sama satu dengan lainnya. Tapi yang pasti, mereka banyak yang optimis dan yakin permintaan akan meningkat 2 kali lipat dari hari biasa.

”Beberapa tahun yang lalu peningkatan bisa mencapai 100% dari hari bisa. Tapi, belakangan semakin menurun. Mungkin akibat kenaikan BBM yang berturut-turut. Namun, saya optimis menjelang Lebaran 2008 ini, permintaan bisa meningkat hingga 75%.,” ujar Indrajaya.

Persentase permintaan konsumen dari hari biasa ke hari raya, kata Wiwik, jelas mengalami peningkatan yang cukup tinggi. Peningkatan bisa mencapai 90%. Dan untuk setiap tahunnya, pemesanan pembuatan busana muslim jelas meningkat. Hal ini karena konsumen yang datang merasa puas dan datang ke tempat ini tahun berikutnya.

Meski begitu, khusus untuk pengusaha parsel masih harus berharap pendapatannya akan lebih meningkat dibanding tahun 2007 kemarin. Pasalnya, pemerintah sempat melarang pejabatnya untuk menerima parsel dari kolega-koleganya waktu itu.

Untuk lebaran tahun 2007 lalu, ucap Pemilik Aneka Bunga, Indan Widandari, dirasakan pemesanan masih kurang. Hal ini disebabkan larangan pemerintah tersebut. Namun, untuk lebaran tahun 2008 ini, saya yakin pemesanan akan meningkat.

”Ini bisa dilihat sejak menempati lokasi yang baru saja, kami sudah mengalami peningkatan pemesanan hingga 70 persen,” ujarnya.

Sama halnya dengan Indan, Marihot mengatakan, pada tahun 2006-2007, peningkatan pemesanan untuk parsel mencapai 50%. Dan untuk tahun 2008 ini, kami yakin pemesanan akan meningkat hingga 100%.

Lalu, kapan permintaan masyarakat sudah mulai terlihat? Karena hal ini bisa dibilang sebagai trend musiman, biasanya mendekati Lebaran permintaan akan meningkat drastis.

Seperti yang dikatakan Marihot, permintaan parsel atau karang bunga akan terlihat meningkat pada H-10. Pesanan bisa mencapai 3000 buah. Semuanya datang dari wilayah JABODETABEK.

Tidak berbeda dengan pesanan pembuatan busana muslim di Arrayan, kata Wiwiek, pesanan akan meningkat sebulan sebelum hari raya. Puncaknya akan terjadi 2 minggu sebelum hari raya.

”Untuk itulah, kami tidak akan menerima pembuatan busana muslim, jika waktunya 1 minggu sebelum Lebaran. Hal ini karena pengerjaannya membutuhkan waktu kurang lebih 1 mingguan,” tambahnya.

Kendala
Meski yakin akan banyak meraih untung, tapi usaha menjelang Lebaran ini bukannya tidak ada kendala. Meningkatnya permintaan dalam waktu yang bersamaan justru menjadi tantangan kerja keras buat para pengusaha. Malah tidak sedikit yang menolak order dengan alasan takut tidak bisa memenuhi tenggat waktu.

Kendalanya, ujar Wiwiek, justru ketika banyak permintaan. Soalnya, pembuatan baju ini tidak bisa terburu-buru. Tapi, untuk Lebaran 2008 ini, kami akan berusaha melayani konsumen dengan baik. Bahkan jika terjadi pemesanan yang tinggi, kami akan melakukan lembur kerja.

Selain menambah jam kerja dan jumlah karyawan, ada juga yang menyediakan lebih banyak produk dalam menyiasati permintaan yang melonjak.

”Biasanya konsumen akan memesan secara berbarengan. Tapi, hal tersebut masih bisa kami antisipasi dengan menyetok barang yang lumayan banyak. Selain itu, kami juga menambah tenaga kerja, baik untuk bagian pengiriman atau bagian produksi,” kata Marihot.

Di samping itu, kendala yang banyak dialami para pengusaha dalam menyongsong bisnis menjelang Lebaran ini adalah masalah pengantaran. Alamat lokasi pengiriman yang tidak jelas, dapat memperlambat barang/produk sampai ke tujuan.

Seperti yang dikatakan Pemilik Pinot Bread, Albert, kendalanya hingga saat ini lebih kepada delivery order. Terkadang pembeli tidak memberikan alamat rumah atau kantor yang jelas. Hal ini membuat bagian pengiriman sedikit mengalami kesulitan.
Namun, tambahnya, kami masih bisa mengantisipasinya dengan menanyakan lebih detil alamat tujuan kepada pembeli kita.

Pengaruh BBM
Sedikitnya sudah 2 kali kenaikan BBM pada tahun 2008 ini. Seperti biasa, kenaikan tersebut pun memicu berbagai bahan pokok dan sebagainya untuk merangkak naik. Menjelang Lebaran tahun ini, sentimen tersebut pun semakin memicu harga-harga berbagai produk.

Kebanyakan, secara pasti akan menaikan ongkos transportasi yang dilimpahkan kepada jasa antar. Sementara sebagian pengusaha lainnya, lebih memilih menaikan harga jual untuk meraih beberapa persen keuntungan. Jika dibandingkan tahun lalu, rata-rata menaikan harga jual sekitar 10 – 15%.

”Kenaikan BBM jelas sangat mempengaruhi bisnis ini. Namun kami tetap bisa bertahan dengan pelayanan yang profesional. Masalah biaya, hanya mengalami kenaikan pada biaya transportasi sebesar 5%. Sedangkan harga produknya masih tetap sama,” ucap Marihot.

Menurut Albert, Kenaikan BBM sangat berpengaruh ke semua bisnis yang ada. Termasuk pada bisnis kue dan roti. Menghadapi hal ini, kami lebih menekankan pada profit margin yang tetap mempertahankan kualitas dengan mengambil keuntungan lebih sedikit.
”Bila dibandingkan tahun 2007 yang lalu, harga roti dan kue di sini mengalami kenaikan berkisar 10 - 15 %,” tandasnya.

Akibat kenaikan BBM, daya beli masyarakat pun terlihat semakin menurun. Akhirnya, masyarakat akan berpikir 2 kali dalam berbelanja. Mereka lebih mementingkan pemenuhan kebutuhan pokok dari pada kebutuhan yang bersifat tersier.

Hal tersebut dirasakan oleh Indrajaya ketika menawarkan perangkat audionya. Saat itu, katanya, mereka mulai berpikir hal-hal yang lebih penting dibandingkan memasang audio kendaraannya. Mereka lebih mementingkan kebutuhan primer.

Padahal, tambahnya, teknologi sudah semakin canggih dari tahun ke tahun dan membuat barang-barang elektronik semakin murah. Sebenarnya, jika dibanding tahun lalu, harga produknya sudah semakin murah. Hanya biaya jasanya saja yang naik sekitar 10%.

Secara logika, kenaikan harga produk atau penambahan ongkos transportasi tersebut masih terbilang wajar. Tapi, kalau melihat daya beli masyarakat, sepertinya bisnis menjelang Lebaran tidak akan semanis tahun-tahun yang lalu.

Makanya, pelaku usaha pun merasa perlu untuk gencar berpromosi di berbagai media massa. Dengan begitu, masyarakat pun kemungkinan akan lebih tergiur membeli produk mereka. Apalagi banyak di antara pengusaha yang menyodorkan diskon besar-besaran.

”Selain promosi dari mulut ke mulut, kami memasang iklan di beberapa media cetak. Bahkan, Aneka Bunga pun menjalin kerja sama dengan pihak-pihak lain dalam berpromosi atau menjadi sponsor di acara televisi,” kata Indan.

Cara dan media promosi para pengusaha tersebut berbeda-beda. Selain di media nasional, mereka juga banyak yang mengandalkan media komunitas seperti AdInfo untuk menyiarkan promosi tokonya.

Seperti yang dilakukan Albert dalam mempromosikan usahanya. ”Promosi yang dilakukan oleh Pinot adalah dengan memasang iklan di beberapa media komunitas. Selain itu, Pinot juga selalu bekerja sama dengan salah satu rumah produksi terkenal di Jakarta,” jelasnya.

Tidak Boros
Bila para pengusaha berharap akan banyak pembeli yang datang ke toko atau gerainya, kini giliran masyarakat yang harus berhati-hati dalam berbelanja. Biar bagaimana pun, sesuatu yang berlebihan tidak akan membawa manfaat yang baik.

Banyak orang memperkirakan kalau jumlah pengeluaran akan berlipat 3 kali ketika menjelang Lebaran. Masih terbilang wajar kalau saja kenaikannya masih seputar angka tersebut. Lain halnya kalau jumlah kelipatannya sampai 4 atau 5 kali.

Sebagian besar pengeluaran masyarakat biasanya dialokasikan buat belanja kebutuhan makan dan minum seperti membeli kue dan berbagai masakan yang akan dihidangkan saat Lebaran. Selebihnya untuk membeli pakaian baru dan kelengkapannya.

Dalam memenuhi kebutuhan tersebut, ada beberapa hal yang perlu dicermati oleh masyarakat. Salah satunya adalah mencermati pos-pos pengeluaran baru. Di sini masyarakat perlu menyikapi dengan lebih bijaksana. Misalnya, biaya untuk uang THR pembantu rumah tangga atau uang yang akan diberikan kepada tetangga dan lainnya.

Ongkos mudik pun perlu diperhitungkan buat mereka yang biasa pulang kampung.
Tapi tentunya, dana untuk masing-masing pos-pos baru tersebut berbeda-beda. Tergantung dari masing-masing kebutuhan masyarakat.

Kemudiaan, banyak pula masyarakat yang masih mengadalkan THR dalam memenuhi kebutuhan Lebaran. Padahal bila begitu, dana yang dikeluarkan akan terasa banyak. Ada baiknya bila masyarakat sudah memersiapkannya sekitar 2 bulan sebelum Lebaran.

Satu hal lagi yang perlu dipahami oleh masyarakat ketika Lebaran adalah jangan berlaku boros. Apalagi sampai menghabiskan uang di tabungan. Ada kalanya kita akan mengalami masa-masa sulit seperti jatuh sakit atau kebutuhan mendadak lainnya. Di situlah kita akan membutuhkan uang di tabungan. Berbelanjalah sesuai kebutuhan dan jangan berlebihan.