Selasa

Rebutan Lahan Parkir, Rumah Dirusak


Sebuah rumah dirusak massa Sabtu (5/7) di wilayah RT 008/08 Kelurahan Joglo. Perusakan rumah milik Logo ini diduga karena perebutan lahan parkir di daerah Galur. Akibatnya, seiisi rumah hancur berantakan berikut mobil sedan yang sedang terparkir.

Tindakan perusakan tersebut terjadi 2 kali sekitar pukul 10 dan 11 malam. Dikatakan warga sekitar, perusakan dilakukan oleh sebuah organisasi massa yang berselisih dengan pemilik rumah.

“Kejadiannya Sabtu malam minggu sebanyak dua kali, yang pertama jam 10 malam, kemudian yang kedua sekitar jam 11 malam. Katanya sih, akibat rebutan lahan parkir di Pasar Malam Galur,” kata Abdul yang menjadi tetangga korban.

Pada penyerangan pertama, dikatakan Abdul, jumlah massa penyerang belum begitu banyak. Mereka belum terlalu merusak karena di dalam rumah masih ada beberapa saudara dari Logo. Massa penyerang pun mendengar kabar kalau ada organisasi massa lainnya (teman-teman Logo) yang sedang dalam perjalanan untuk menghentikan mereka. “Akhirnya mereka pun pergi karena takut kalah banyak,” jelas Abdul.

Tak lama kemudian, sekitar pukul 11 malam, massa penyerang kembali lagi. Kali ini, mereka membawa massa lebih banyak. “Pada penyerangan kedua inilah massa yang melakukan penyerangan merusak semua barang-barang yang ada di rumah Logo, termasuk sebuah mobil sedan yang sering terparkir di dalam rumah. Waktu itu, saudara-saudara perempuan Logo yang ada di dalam rumah disuruh ke luar,” ucap Abdul.

Pada penyerangan kedua kalinya ini, sempat terdengar kabar bahwa massa hendak melakukan pembakaran rumah dan semua isinya. Tapi, masyarakat sekitar langsung meminta jangan sampai dibakar. ”Kita takut nantinya rumah warga sekitar juga ikut terbakar,” kata Abdul.

”Akibat dari penyerangan tersebut. kaca jendela rumah saya juga ada yang pecah karena lemparan batu yang melenceng,” ujar Mira yang rumahnya tidak jauh dari lokasi penyerangan.

Akhirnya, massa tidak jadi melakukan pembakaran rumah, tapi semua barang-barang yang ada di dalam rumah itu hancur, baik yang ada di lantai satu, maupun lantai dua.
Satu setengah jam setelah peristiwa tersebut, polisi baru datang dan membubarkan massa yang melakukan perusakan.

”Gak lama setelah penyerangan, saya mendengar ada bunyi sirene mobil polisi yang pas saya liat dari jendela, ternyata polisi cukup banyak datang waktu itu. Tapi, saya gak tau pasti, itu polisi dari mana dan berapa banyak,” ungkap Mira.

Beberapa jam setelah polisi membubarkan massa penyerang, sekitar pukul 3 dini hari, datang lagi sekumpulan orang dari organisasi massa berbeda. Mereka bukan ingin menyerang, tapi malah ingin menjaga rumah Logo.

”Sekitar jam 3 pagi, ada lagi yang dateng. Katanya mereka mau menyerang balik, tapi dilarang sama polisi. Akhirnya, mereka pun cuma berjaga-jaga sampai besok harinya,” cerita Abdul.

Sampai dengan Rabu, (9/7) rumah No. 29 tersebut masih terlihat berantakan. Beberapa peralatan masak, sofa, ember, dan tempat tidur anak tersebar di depan rumah. Pagar besi yang membatasi rumah juga ada yang hancur. Sedangkan mobil sedan yang dikatakan juga ikut dirusak sudah tidak ada di tempat. Polis pun masih membatasi dengan garis polisi.

”Mobil sedan yang dirusak itu, kalau gak salah, semalem ada yang ngederek. Tapi, saya gak tau siapa yang ngederek, dan mau dibawa kemana saya juga gak tau,” kata Rekas.

Sampai saat ini, karena peristiwa tersebut, warga sekitar masih merasa trauma dan takut kalau penyerangan terjadi lagi. Mereka berharap agar dihentikan tindak kekerasan dan supaya polisi menindak keras pelakunya.