Seiring kemajuan jaman dan tuntutan kebutuhan papan, khususnya di kota-kota besar, manusia sudah tidak mempedulikan lagi faktor keseimbangan alam. Banyak lokasi hijau yang pada mulanya terus dipelihara pemerintah, namun pada era ini seolah tidak dipedulikan lagi.
Pembangunan perumahan dari tingkat RSS hingga real estate dengan mudah kita dapatkan. Sehingga dengan semakin banyaknya pembangunan perumahan dan penebangan pohon yang sangat banyak, maka ekosistem kita sangat terganggu.
Banjir melanda hampir semua wilayah, cuaca yang penat karena tidak ada lagi peneduh di mana-mana. Dan yang sangat tidak kita sadari adalah banyak juga hewan yang habitat alamnya memang di daerah yang banyak pepohonan, itupun ikut musnah secara perlahan.
Rayap adalah salah satu binatang yang habitatnya di alam yang banyak pepohonan.
Mereka dapat hidup tenang di bawah tanah, karena di sana mereka aman dan makanan pun tersedia cukup banyak. Namun dengan ditebangnya pepohonan maka mereka pun harus berusaha bertahan hidup. Cellulose yang tersedia di alam adalah makanannya seperti akar pohon, batang atau pohon yang tumbang. Dengan tidak adanya lagi cellulose alam yang tersedia, karena sudah menjadi perumahan, maka rayap pun akhirnya mencari celah pada bangunan untuk mencari makanan.
Iklim Indonesia adalah tropis. Secara umum, siklus tahunan adalah 6 bulan hujan dan 6 bulan kemarau. Perubahan iklim yang sangat drastis itu sangat berpengaruh terhadap struktur bangunan, terutama pada pondasi dan dinding. Apabila terjadi keretakan, maka bangunan itu sangat rentan untuk ditembus rayap. Pada celah selebar 0,4 mm rayap pekerja dapat lewat.
Apabila kita mempelajari biologi rayap, maka kita berawal dari laron. Pada musim hujan banyak laron muncul beterbangan di sekitar lampu. Pada saat itulah mereka mencari pasangan. Laron jantan yang bertemu dengan laron betina akan membentuk satu rumah tangga rayap yang baru.
Mereka akan membentuk koloni rayap di dalam tanah. Laron betina yang sudah dibuahi laron jantan akan menjadi Ratu Rayap. Ratu rayap ini akan bertelur dan akan menurunkan beberapa kasta rayap. Ada kasta pekerja, kasta serdadu dan kasta selir.
Dari beberapa kasta yang ada, yang paling merugikan adalah kasta pekerja. Karena kasta inilah yang merusak kayu di rumah kita. Sasaran yang dirusak rayap pekerja antara lain kusen, kerangka plafon, kuda-kuda, lemari, dan lain-lain. Praktisnya, semua bahan yang mengandung cellulose akan dimakan rayap. Di dalam rumah, bahan-bahan yang mengandung cellulose adalah kayu, kain, dan kertas.
Rayap kasta pekeja setiap 30 hari sekali selalu berganti kulit (molting). Apabila proses ini tidak terjadi, maka rayap akan mati, karena kulitnya akan keras dan tidak dapat berjalan serta bernafas. Keseluruhan dari koloni rayap sangat tergantung hidupnya pada kasta pekerja. Karena kasta inilah selaku pemasok makanan bagi semua kasta yang ada dalam koloni tersebut.
Sejak tahun 2000, di Indonesia telah beredar satu produk baru untuk mengatasi rayap yang merusak bangunan. Dow AgroScienses adalah perusahaan Amerika yang telah menciptakan Tissue yang dapat mengeliminasi koloni rayap. Sentricon Colony Elimination System, bahannya terbuat dari tissue yang mengandung hormon Hexaflumuron, yang akan menghambat sistim pergantian kulit dari rayap pekerja.
Melakukan penyemprotan di dalam rumah sudah tidak jamannya lagi, karena hal tersebut sangat berisiko mengingat bahan yang digunakan adalah racun konsentrasi tinggi, sehingga pengendalian rayap untuk bangunan dengan cara suntik dan semprot itu sudah semestinya ditinggalkan.
Kini sudah saatnya kita beralih pada teknologi canggih yang jauh lebih aman bagi kesehatan manusia dan ramah lingkungan. Dengan Sentricon, rayap pada bangunan tidak hanya DIKENDALIKAN namun DIMUSNAHKAN hingga ke Ratunya.
Apabila anda mengalami masalah rayap pada rumah, kantor, pabrik, dan lain-lain, maka kami siap membantu, hubungi kami: PT. RAJA PERKASA.
PT. Raja Perkasa
Bintaro Jaya Sektor 6 Tangerang
Telp : 7099-1723, 745-2378, 745-0210, 94570310
HP : 0812-9901723
Fax : 745-0210
Senin
Waspadai Serangan Musuh Bawah Tanah
Diposting oleh majalah AdInfo PURI di 11.27
Label: Advertorial
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Comment Form under post in blogger/blogspot