Pembangunan properti dan perumahan berjalan terus menerus di dunia ini tiada henti. Banyak yang memberikan kemajuan dan keuntungan bagi manusia, tapi tentunya ada pula efek yang tidak baik.
Yang paling besar menanggung efek buruk pembangunan ini adalah alam kita sendiri. Kepadatan penduduk dan berbagai aktivitas yang berkembang semakin lama makin mendesak. Sehingga dalam pengelolaan tanah untuk bangunan lebih diutamakan untuk pemanfaatan semaksimal mungkin tanah tersebut, sejauh masih diijinkan peraturan bangunan.
Dan seiring berjalannya waktu, peraturan bangunan yang dibuat oleh manusia tidak bisa menciptakan lingkungan yang sesuai dengan harapan. Alam mempunyai aturannya sendiri dan bisa mengubah lingkungan yang ada mengikuti mekanisme alam.
Kita bisa lihat sekarang permukaan tanah yang semakin menurun, permukaan air yang meningkat, banjir, dan sebagainya. Dalam mengikuti perkembangan dan kemajuan dunia, terdapat 2 pengaruh yang cukup besar yaitu dunia barat dan dunia timur.
Dunia Barat lebih menekankan pada kemajuan teknologi dan pendukungnya sehingga dari segi arsitektur pun lebih banyak ke arah industrialisasi yang mempunyai gaya yang simple dan minimalis.
Dunia Timur lebih menekankan pada keselarasan dengan alam sekitar, dan mempunyai ciri arsitektur yang memperhatikan lingkungan dan budaya.
Di Indonesia yang termasuk dalam dunia Timur, masyarakatnya justru berlomba-lomba mengikuti dan mengacu pada dunia Barat dimana konsep bangunan Tropis Indonesia dikalahkan dengan bangunan minimalis yang lebih menonjolkan unsur beton di setiap bagian bangunan.
Bahkan lingkungan dalam satu komplek saat ini pun didominasi oleh beton masif. Ruang terbuka hijau hanyalah sebagai penghias di ujung jalan. Padahal negara kita tidak menerapkan perencanaan dan teknologi seperti negara maju.
Lahan yang dipersiapkan untuk penghijauan yang merupakan tempat bernapasnya alam ini tidak lebih dari 25% dari luas lahan sebuah perumahan, bahkan untuk komplek yang namanya sudah memakai kata ‘Green’.
Saat ini seluruh dunia sudah mulai resah dengan kondisi alam yang kian memburuk. Padahal hal itu sudah berlangsung puluhan tahun yang lalu. Apakah alam ini bisa diperbaiki semudah menambal dinding bata yang retak ?
Kita bisa melakukan antisipasi mulai saat ini dengan mencoba melakukan penghijauan sebanyak mungkin di lingkungan kita dan membangun rumah dengan memperhatikan iklim tropis Indonesia.
Dengan hijaunya bumi ini, maka pemanasan global dan bencananya bisa diminimalkan.
Kita lihat lingkup yang lebih kecil lagi yaitu komunitas kita pada kawasan Puri dan sekitarnya. Alangkah indahnya jika kawasan yang sedang berkembang ini mulai ditata dengan konsep alami yang kuat. Perumahan yang asri dan nyaman dan juga kawasan bisnis yang bernuansa alami. Penghijauan menjadi yang utama saat kita memasuki kawasan ini. Semua itu berawal dari perancangan dan perencanaan yang baik, serta partisipasi dari masyarakat di sekitarnya. Semoga terwujud. Salam.
Selasa
How GREEN Are You ?
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Comment Form under post in blogger/blogspot