Kembangan Menurun Dengan PSN
Menyusul Jakarta Selatan dan Jakarta Timur, pasien Demam Berdarah Dengue (DBD) di Jakarta Barat juga meningkat. Suku Dinas Kesehatan Masyarakat Jakarta mencatat peningkatan pasien DBD meningkat hingga 50 persen.
Demam berdarah termasuk penyakit menular yang dapat menimbulkan wabah sesuai Undang-undang No.4 tahun 1984 tentang wabah penyakit menular dan Peraturan Menteri Kesehatan No.560 tahun 1989 bahwa setiap penderita maupun tersangka DBD harus segera dilaporkan selambat-lambatnya 24 jam.
Pada kenyataannya, pelaporan kasus DBD ini seringkali sudah sangat terlambat sehingga institusi kesehatan pun kemudian terlambat bertindak. Setelah kemunculan klinis DBD, pasien baru pergi ke rumah sakit dalam waktu 2-5 hari.
Selanjutnya penanganan di rumah sakit termasuk penegakan diagnosa DBD dan perbaikan kondisi pasien membutuhkan waktu selama 12 hari baru melaporkan ke Puskesmas.
Kemudian pihak Puskesmas akan melakukan pemeriksaan epidemiologi ke rumah pasien selama lebih kurang 5 hari. Jika hasil epidemiologi menemukan jentik, baru rumah penderita dan sekitarnya di-fogging.
Kepala Suku Dinas Kesehatan Masyarakat (Sudin Kesmas), Dr Ariani Murti, MKes, menjelaskan pada Januari ini, jumlah pasien DBD sudah mencapai 368 orang. ''Padahal pada Desember 2007, jumlah penderita DBD baru berjumlah 241 orang,'' ujarnya.
Menurut Ariani, Kebon Jeruk merupakan wilayah terbanyak dengan jumlah penderita 69 orang. Disusul Grogol Petamburan berjumlah 60 pasien, Cengkareng (50), Palmerah (54), Tambora (47) dan Kembangan (35). Daerah paling sedikit penderita DBD ada di Kecamatan Taman Sari (27) dan Kalideres (26).
Penderita DBD meningkat, tambah Ariani, karena adanya pergantian musim. Untuk mengatasi masalah tersebut pemerintah melakukan abatisasi masal secara selektif. Ini untuk memutus pengembangbiakan jentik menjadi nyamuk. Wilayah yang dijadikan sasaran di antaranya di masjid dan pasar. Ini dilakukan karena daerah tersebut kurang mendapat perhatian.
Tindakan lain yang dilakukan yaitu dengan memberikan pengarahan kepada juru pemantau jentik (jumantik) yang berjumlah 5.665 orang dan tersebar di 56 kelurahan. Jumantik diharapkan mampu memberikan penyuluhan kepada masyarakat secara optimal.
Namun Ariani mengakui, saat ini penyuluhan oleh jumantik belum berjalan dengan baik. Selain itu. dia juga menyayangkan tingkat kepedulian masyarakat masih saat rendah. ''Seharusnya pemberantasan nyamuk dilakukan dalam radius 100 meter dari rumah masing-masing,'' ujar Kasudin Kesmas ini.
Mengantisipasi mewabahnya DBD, Ariani mengharapkan supaya regulasi Perda DBD dapat segera diselesaikan. Dengan adanya perda tersebut masyarakat dapat dikenakan sanksi bila tidak memperhatikan kebersihan. Begitu juga dengan petugas apabila tidak melakukan penyuluhan dengan benar akan dapat dikenakan sanksi.
Sementara Camat Kembangan, Sjaiful Bahri, menjelaskan untuk data korban DBD di wilayahnya sudah menurun jika dibandingkan dengan bulan Januari 2008 lalu. “Di bulan Januari lalu, ada 2 orang warga yang terjangkit DBD tepatnya warga di RW 02. Namun untuk bulan Februari ini, korban dinyatakan sudah sembuh . Dan sampai saat ini, belum ada korban lainnya,”ungkap Sjaiful.
Lebih jauh Sjaiful menuturkan, untuk mencegah mewabahnya demam berdarah, kami rutin melakukan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk). Dalam hal ini, kader-kadernya terdiri dari pihak kecamatan, kelurahan, RW, RT dan PKK. Mereka bersama warga membersihkan tempat-tempat kotor yang bisa menjadi sarang nyamuk setiap hari Jumat. Tempat yang dibersihkan misalnya, gorong-gorong saluran got, tempat pembuangan sampah, jalan yang terdapat banyak ilalang dan tempat lain yang terlihat kotor.
“Bulan lalu memang kami kurang memperhatikan hal itu. Namun saat ini kami benar-benar rutin melakukan PSN. Ini terbukti korban DBD di Kecamatan Kembangan menurun hingga 0 persen jika dibandingkan bulan lalu,” tukasnya.
Sementara itu Lurah Kembangan Utara, Wowo Ganda Saputra, mengimbau kepada warga untuk membersihkan rumahnya. Tindakan yang dilakukan, selain memberikan bubuk abate, di setiap RW juga dilakukan penyemprotan (fogging). Untuk saat ini, fogging sudah dilakukan di RW 02, Kelurahan Kembangan Utara. Dalam hal ini petugas dari Puskesmas juga ikut berpartisipasi dengan memberikan himbauan tentang bahaya wabah demam berdarah. Apabila ditemukan warga yang terkena demam berdarah, korban akan langsung diberikan pertolongan pertama yang selanjutnya dikirim ke rumah sakit terdekat.
Dalam hal ini, Lurah Meruya Utara, Kusmanto. S.sos yang ditemui dalam acara temu Forum Warga Taman Meruya Ilir menuturkan, untuk mengangulangi wabah DBD, diharapkan bantuannya seluruh warga. Sama dengan tempat lain, kami juga selalu melakukan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) setiap hari Jumat. Namun karena jumlah petugas hanya 3 orang untuk 1 RW membuat hal ini jadi terbatas.
Untuk itu, kami mengharapkan warga juga mau turut serta dalam melakukan PSN. Masyarakat diminta ambil peran dalam upaya penanganan wabah DBD dengan melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) di lingkungannya masing-masing.
Upaya tersebut bisa dilakukan dengan metode 3M, yaitu menguras bak mandi dan tempat penampungan air secara rutin minimal seminggu sekali, menutup tempat penutupan air, dan mengubur benda-benda yang bisa menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk. Kita harus memberantas wabah demam berdarah dengan sungguh-sungguh. Nyamuk dewasa dimusnahkan melalui fogging dan jentik-jentik bisa dihilangkan dengan metode 3M.
Kamis
Penderita DBD di Jakbar Meningkat
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Comment Form under post in blogger/blogspot