Selasa

Pagelaran Wayang Kulit Betawi

Tetap Dinanti Meski Nyaris Punah

Beberapa pejabat dan staf Walikota Jakarta Barat, Sabtu (7/8) malam, nonton bareng (nobar) pergelaran Wayang Kulit Betawi yang dikolaborasikan dengan komedi Betawi, bersama ratusan warga di halaman kantor Walikota Jakarta Barat, Jalan Raya Kembangan no 2.

Wayang Kulit Betawi dengan dalang Ki Naman Sanjaya itu mengambil lakon “Narasoma”. Sementara para pelawak Betawi yang tampil berkolaborasi dalam pergelaran itu, antara lain Hj Nori, Kubil, Edi Oglek, Madi dan lainnya.

Selain dipadati warga dari berbagai penjuru Jakarta Barat, pergelaran langka ini juga dinikmati para pejabat teras di lingkungan Pemkot Jakbar, antara lain, para Asisten, Kasudin, Kabag, camat dan lurah se Jakarta Barat.

Kesenian wayang kulit Betawi merupakan aset bangsa yang tak ternilai harganya. Agar kesenian Betawi dapat tetap bertahan, perlu adanya upaya-upaya untuk melestarikan dan menjaganya sebagai warisan budaya bangsa dan untuk kepentingan generasi penerus bangsa.

Salah satu upaya pelestariannya, adalah dengan menyelenggarakan pementasan wayang kulit Betawi.

Untuk itu, I Nyoman Wedhana, Kasudin Kebudayaan Jakbar dalam sambutannya mengatakan saat ini kesenian wayang Kulit Betawi hampir punah, karena itu perlu dibangkitkan kembali untuk mengembangkan dan melestarikannya. “Kami mencoba mengembangkan Wayang Kulit Betawi dengan melakukan kolaborasi bersama para komedian Betawi agar lebih segar dan menarik,” katanya.

Kesenian Betawi merupakan kesenian yang dihasilkan oleh perpaduan dari berbagai jenis alat kesenian yang datang dari daerah-daerah lain di Indonesia. Bahkan bercampur dengan peralatan kesenian dari mancanegara, sehingga menghasilkan satu bentuk kesenian yang dapat dinikmati oleh masyarakat.

Dalam perkembangannya, kesenian Betawi sangat dinamis dengan keberagaman suku bangsa dan adat istiadat yang menjadikannya kesenian yang khas dan sangat heterogen. Untuk itu seluruh warga DKI Jakarta diharapkan dapat melestarikan wayang kulit Betawi dengan sering mementaskannya sehingga akan tumbuh rasa memiliki kesenian ini.

Dalam kesempatan tersebut,beliau menghimbau agar Wayang Kulit Betawi terus dilestarikan. Ia mengaku gembira dengan besarnya antusiasme masyarakat yang menyaksikan. Terlebih, Wayang Kulit Betawi adalah kesenian yang nyaris punah.

Beliau menambahkan, Betawi memiliki beragam kesenian yang menawan, salah satunya Wayang Kulit Betawi yang sepertinya belum banyak dikenal, bahkan oleh warga Betawi sendiri. Oleh karenanya, semua pihak harus memiliki rasa memiliki kesenian ini. Jangan sampai mengabaikan karena bisa saja membuatnya punah.

Lebaran Ala Betawi
Selain pagelaran wayang kulit Betawi, guna melestarikan nilai-nilai dan kebudayaan Betawi, Badan Musyawarah Masyarakat (Bamus) Betawi berencana menggelar kembali Lebaran Ala Betawi. Tahun ini, rencananya Lebaran Ala Betawi akan dipusatkan di wilayah Jakarta Barat, pada tanggal 25-26 September.

Dalam kegiatan tahunan ini, nantinya akan mengadakan berbagai rangkaian acara seperti, talkshow di radio dan televisi serta mengundang perwakilan komponen Betawi yang berada di daerah-daerah mitra Kota Jakarta.

Ketua Bamus Betawi, Nachrowi Ramli menjelaskan, Lebaran Ala Betawi merupakan tradisi budaya Betawi yang diselenggarakan usai Hari Lebaran dengan melakukan hantaran atau anteran berupa pemberian hadiah dari orang yang lebih muda kepada orang yang lebih dituakan. Umumnya, hantaran tersebut berisi berbagai macam makanan khas Betawi.

Rencananya, acara ini akan dimulai dari pagi hingga tengah malam yang dimeriahkan oleh berbagai kesenian Betawi seperti gambang kromong, keroncong Jakarta, wayang Betawi, orkes melayu, ondel-ondel, dan hiburan layar tancap.

Selain terdapat kesenian Betawi, Lebaran Ala Betawi juga akan menghadirkan sajian-sajian khas kuliner Betawi seperti nasi uduk, pecak gurame, gabus pucung, sayur asem, kerak telor, wajik dodol, tape uli, geplak, cendol, salak, dan bir pletok.
Dijelaskannya, acara ini baru terselenggara sejak dua tahun lalu. Acara perdananya digelar di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat pada tahun 2008. Sedangkan yang kedua, digelar di Bumi Perkemahan Ragunan, Jakarta Selatan pada 17-18 Oktober 2009.

Kegiatan ini dijadikan sebagai agenda tahunan masyarakat Betawi. Namun setiap tahun, lokasinya akan diambil di tempat yang berbeda. Kegiatan ini juga sekaligus untuk mempromosikan dunia pariwisata Jakarta di mata nasional maupun internasional.

guntur mengatakan...

saya ingin bertanya ada dimana saja ya komunitas wayang kulit betawi atau tempat yang bisa memberi tahu informasi tentang wayang kulit betawi. terima kasih.